Pages

Sunday, May 25, 2008

kebangkitan nasional

di tahun 2008 ini bangsa indonesia memperingati 100 tahunnya kebangkitan nasional. tapi, 100 tahun kebangkitan nasional sekedar dimaknai dengan perayaan mewah yang disiarkan oleh seluruh stasiun tv..

tak bisa kah kita memaknai, setidaknya menghormatinya dengan cara yang lebih baik?
rasanya aku malu kepada pejuang kemerdekaan.. mereka tidak hanya mengangkat senjata, tapi juga memeras otak..

di zaman ini, kita tidak lagi harus memanggul senjata... satu beban hilang sudah. dengan segala kemudahan yang diberikan teknologi dan fasilitas yang jauh lebih baik, seharusnya para pemuda bisa berbuat yang lebih baik, seharusnya kondisi kita bisa jauh lebih baik dari sekarang.

ketika beberapa pemuda ditanya, antara pemuda zaman dulu dan zaman sekarang, hampir semua menjawab, yah.. tidak bisa dibandingkan lah.., zamannya kan beda. menurut aku, jawaban ini agak mengecewakan dan terlalu mudah. yah..mudah-mudahan jawaban ini bukan sekedar excuses yang dijadikan tameng untuk menangkal kritik..

aku dan mungkin sebagian masyarakat baru mengetahui dan sadar bahwa di tahun 2008 ini kita memperingati 100 tahun kebangkitan nasional... itupun menjelang bulan mei.

aku tidak tahu, tapi rasanya memperingati 100 tahun kebangkitan nasional ini dilakukan dengan mendadak... kalau memang kebangkitan nasional ini dianggap tonggak penting, bukankah akan lebih baik 5-3 tahun sebelum tahun 2008 ini kita sudah mencanangkan "menuju 100 tahun kebangkitan nasional" dan dalam rangka menuju ini kita bisa menyusun common vision, common goals yang coba kita raih untuk memaknai kebangkitan nasional dengan lebih baik.

hanya iklan yang berseliweran di tv yang kadang "mengingatkan" bahwa kita sedang memperingati 100 tahun kebangkitan nasional.

goal yang baik itu tidak bisa dibuat instan, apalagi mencapai goal itu!!

sayangnya bapak presiden kita baru bisa meneriakkan "indonesia bisa" di hari perayaan.. lalu apa dengan indonesia bisa itu? adakah mimpi rakyat indonesia yang coba kita jadikan kenyataan? adakah goal besar yang serta merta kita canangkan dan coba kita raih untuk kemakmuran bangsa? gak usah terlalu muluk, kasus korupsi marimutu yang merugikan negara 10 milyar itu dulu deh diselesaikan.

tidak setiap tahun kita merayakan kebangkitan nasional yang 100 tahun lalu disimbolkan oleh berdirinya organisasi budi utomo, makanya dia musti dibuat spesial.

akan lebih pantas merayakan 100 tahun kebangkitan nasional dengan pencapaian-pencapaian prestasi yang telah dirumuskan 3-5 tahun sebelumnya; jumlah anak putus sekolah berkurang menjadi hingga 3%, kesejahteraan petani meningkat karena mereka tidak lagi harus menjual hasil taninya kepada tengkulak (karena tengkulaknya sendiri sudah dihapuskan), jumlah koruptor yang dihukum meningkat, tidak ada lagi kasus tkw dianiaya karena pemerintah menerapkan peraturan tegas dan perlindungan yang lebih baik terhadap para penyumbang devisa negara ini, dll... dlll...

tapi, yang terjadi disaat peringatan seabad ini malah sebaliknya. jumlah anak putus sekolah jauh meningkat, sudah gitu, anggaran pendidikan malah dipangkas 10%..

ditengah debar-debar kekhawatiran naiknya harga bbm, perayaan kebangkitan nasional malah dibuat sangat mewah... daripada perayaan boros satu malam itu, bukankah lebih baik stasiun tv rame-rame memberi beasiswa pendidikan? bukankah lebih baik para sponsor itu patungan membeli alat untuk menyuling minyak mentah, jadi kita bisa menghemat biaya produksi minyak dan bbm tetap murah? daripada meneriakkan 'indonesia bisa', bukankah lebih baik bapak presiden mendengarkan "curhat" rakyatnya? bukankah lebih baik para jenius perancang acara boros itu menyatukan pikiran dan merancang sistem subsidi yang baik dan benar?

tidak ada yang salah ketika kita ingin merayakan sesuatu dengan sukacita, tapi bukankah lebih baik ketika perayaan itu dirayakan oleh segenap bangsa dengan sukacita yang sama?

mungkin betul apa kata seorang presenter tv, "negara kita ini adalah negara ajaib..."


No comments:

Post a Comment