Pages

Monday, December 15, 2008

terpesona suara penyiar (bagian 1)

semuanya berawal di Lampung. waktu itu ada training dan sharing data occupancy atau detection non detection yg aku ikuti. training ini membahas sebuah metode survey penggunaan habitat oleh harimau sumatra dan mamalia besar lainnya. yang punya ide, yang ngundang lewat imel dan yang ngasih materi semuanya mas biba., (baik banget yah ni orang). mas biba ini koordinator program harimau wcs yang juga adalah ketua forum harimaukita.

dihari pertama training, badanku sebenarnya sedikit doyong, mabok pesawat hari sebelumnya belum ilang juga ternyata. padahal cuma butuh waktu 45 menit di atas awan, tapi perjalanan jakarta-lampung yang cuma sebentar di udara itu ternyata menjadi perjalanan terparah sepanjang hidupku.! pusing dan mual gak karu-karuan., rasanya hampir mati saja di pesawat.

meski merasa badan blum ok 100%, aku paksa diriku untuk mengikuti training dengan konsentrasi 110%. dengan senyum penuh terpasang dimukaku, berkenalan lah aku dengan teman-teman peserta training. sebenarnya aku merasa agak gimana.. gitu.., abis baru pertama kali sih ketemu dg orang2 yang sama-sama ngurus harimau.ada rasa segan juga. terlebih saat kenalan dengan mas biba.. (sst.. semalam aku kabur gak mau diajakin makan malam bareng sm dia dan mb wulan. abis suara mas biba kdengeran spt suara raksasa. bikin aku takut., hiii)

kalo aku liad2, sepertinya sebagian orang-orang ini sudah saling kenal. atau setidaknya sudah pernah berjumpa sebelumnya. jadi aku inilah yg benar-benar orang baru. ditambah lagi, gak punya teman 'sekampung'! dalam hati aku sempat menyesal, "tahu begini, bawa pasukan juga aku"

hari pertama, sperti biasa di setiap pertemuan, adalah bagi-bagi hadiah! hehe.. engga ding.
memperkenalkan diri lah. kayak gak pernah ikut pertemuan aja ya.
setelah itu berbagi info kegiatan dr tiap2 organisasi.
bla.. bla.. bla... pri memori (seperti yg sering diucapin mba2 (atau ibu2 ya?) wkt latihan upacara bendera di gubernuran). maap ye.. gak dijelasin. kepanjangan coy.

setelah itu istirahat. aku langsung ngacir ke kamar. kebelet.
trus aku nonton tv bentar. abis tu sholat.
baruuu aja selesai sholat, eh.. hp bunyi.
liad nomornya di monitor hp +6...
eh, nomor luar indonesia nih.
gak langsung aku jawab. abis, deg-deg an.., hehe...
siapa yg nelpon ya? si 'itu' bukan ya? (mulai menghayal gak jelas sampe ga nyadar jempol dah mencet tombol bgambar telpon warna ijo)
"halo ...ini betul karmila parakkasi?" suara laki-laki! tapi kok bhs indonesia? brarti bukan si itu de..
"eh.. iya., halo." jawabku tergagap. "betul ini karmila"
"ini syapa ya?" aku balik bertanya.
"ini harry... dari radio .... singapura..."
"oh.., ini yang dibilang sama mb sammy itu ya?" kataku dg tanggap
"iya. karmila pa kbr?" ciih.., basa-basi yg udah basi tp tetap slalu dipake.
"baik, trima kasih. mas harry nya pa kabar?" tuuh.. tak balikin basa-basinya!
"ehe.. baik jg. brarti mila udah tau ya kalu aku mau interview tentang survei harimaunya?"
"iyah. kemarin dah dikasih tau juga sama mb sammy" aku jawab lagi
"kalu gitu, bisa aku interview kapan nih?"
"waah, kalu skarang dan sampai dua hari kedepan, kayaknya belum bisa mas., soale aku lagi ada training nih. skarang dah musti masuk lagi" sok sibuk
"hmm.. gak lama sih sebenarnya" suara dr sebrang terdenger lemes
"ya.., soale materi trainingnya lumayan susah mas. jadi takut ga ngerti klo disela2in ama yg laen.." jawabku mulai ngeles.
"okayyy.. brarti aku call lagi after thursday ya..?" aku senyum2.., berhasil kukibulin dan lucu jg dia ngomongnya campur2 kek orang malaysia ajah.
"siip" jawabku mantap.
percakapan telpon berakhir.

kamis siang. katanya kemarin dia mo tlp skitaran jam sgini.
aku bawaannya dah deg deg an gak jelas.
sampaiii... sore ditungguin, gak juga ada tlp dr dia.
apa karna kemarin aku ok sibuk n penting ya? emang belagu banged aku kmrn.. sedih deh :-(

sampai sabtu pagi.. aku sudah di dalam bus menuju jogja.
semalaman tersiksa. ac nya itu dinginnya gak kira2! udah aku tutup smua lubang ac di atasku.
ternyata masih juga dingin. penasaran aku meraba-raba ke atas.
haa... pantes. gimana gak kenceng acnya.., ternyata di tutup ac nya itu di lubangi! sumprit., umpatku dalam hati. bisa beku aku klo kayak gini.
untungnya aku masih bisa tidur. gak sia2 aku ini dulu ini dijuluki tukang tidur.., ada gunanya juga ternyata, hehe...

sedang enak2nya tidur di udara yang lebih hangat (udah siang hari., tidur yg smalam dilanjutin lagi)., aku terbangun krn getar hp.
duu.. syapa lg ini telpan telpon..
aku malas banget digangguin pas lagi tidur enak. gak peduli lagi ngecek deket bibir apa aku ngiler apa engga, langsung aja aku tempel hpku ke telinga.
"halo..."

Thursday, December 4, 2008

arjuna kehilangan cinta

Cerpen Dodiek Adyttya Dwiwanto
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/05/13143125/Arjuna.Kehilangan.Cinta


“Sepertinya kisah antara kita berdua harus berakhir di sini, kakanda Arjuna!”
“Sembadra terkasih, tidakkah hal ini kita bicarakan lagi?”
“Tidak, Kakanda Arjuna!”
“Sekali lagi, Adinda Sembadra tersayang?” pinta Arjuna dengan sedikit memelas.

Dewi Sembadra menggeleng pelan. Tekadnya sudah bulat mufakat untuk meninggalkan Arjuna sang ksatria sakti mandraguna yang juga maestro panah Kerajaan Astinapura. Hatinya sudah tertambat dengan lelaki lain. Toh, selama ini Arjuna juga sering kepincut dengan beragam macam dan jenis perempuan di mana saja ia berkunjung ke suatu tempat.
“Apakah tidak ada kesempatan sekali lagi?”
“Kakanda Arjuna, dinda Sembadra sudah mengatakannya berkali-kali kalau percintaan klasik antara kita berdua tidak akan berjalan lagi. Relakanlah dinda bersama kekasih yang baru. Relakan dinda merajut cinta dengan kekasih dinda yang baru. Relakanlah dinda, kanda Arjuna terkasih. Lagi pula kakanda Arjuna sudah memiliki sederetan dewi-dewi cantik baik dari bumi maupun kahyangan yang bisa menjadi pendamping setia kakanda setiap saat,” tutur Sembadra panjang lebar.
“Hanya dinda, cinta sejati Arjuna!” jawab Arjuna mencoba merayu. Tabiat playboy-nya memang sudah pembawaan dari lahir.

Sembadra tersenyum saja mendengarkan rayuan gombal Arjuna. Dasar playboy, kali ini rayuan gombalmu tidak akan mempan lagi, gumam Sembadra dalam hati.

“Dinda Sembadra, apa yang harus kakanda perbuat untuk mengembalikan cinta dinda yang tiba-tiba lenyap?” tanya Arjuna lagi. Kali ini lagi-lagi dengan mimik serius, lebih tepatnya sok serius.
“Tidak ada.”
“Sebutkan dinda?”
“Tolong, kanda Arjuna, relakan dinda Sembadra pergi!”
“Apakah semua selir-selirku harus diceraikan?”
Dewi Sembadra menggeleng.
“Dinda, kalau itu keinginanmu, akan kakanda kabulkan permintaanmu.”
Dewi Sembadra kembali menggeleng.
“Atau dinda menginginkan seluruh harta kekayaaan kerajaan ini, kalau iya akan kakanda berikan semuanya.”
Dewi Sembadra lagi-lagi menggeleng.
“Lalu apa dinda? Sebutkan saja permintaanmu!”

Arjuna mulai gusar dengan keinginan Sembadra yang ingin meninggalkannya. Seorang ksatria sakti mandraguna dan tampan tiada tara ini masa’ harus menanggung malu ditinggalkan kekasih hati. Tidak ada dalam kamus percintaan kalau Arjuna harus kehilangan cinta, yang ada itu.

“Arjuna Mencari Cinta” tetapi kalau judulnya seperti itu bisa-bisa heboh seperti antara Yudhistira ANM Massardi dan Ahmad Dhani. Selama ini Arjuna memang selalu mencari kekasih di mana saja ia berada. Ketemu dengan yang baru, ya tinggalkan saja yang lama!
“Adinda Sembadra hanya ingin agar kakanda Arjuna melupakan dinda, kisah-kisah percintaan kita dan semua tentang kita!”
“Tidak bisa!”

Arjuna mulai naik pitam. Atas dasar apa dan atas hak apa Sembadra bisa memutuskan ini secara sepihak. Male chauvinistic mulai keluar dari otaknya. Lelaki harus bisa menaklukkan perempuan. Bukan Arjuna namanya kalau tidak bisa menaklukan kesukaran. Dulu saja Arjuna saja mampu menang dalam perang kolosal Baratayudha, bahkan sang kakak Adipati Karna pun harus tewas di tangannya. Masa’ masalah dengan perempuan saja tidak bisa diselesaikannya.

“Relakanlah dinda pergi, kakanda Arjuna terkasih!”

Sembadra pun beranjak pergi, meninggalkan Arjuna yang tengah senewen berat. Arjuna tidak bisa menahan kepergian Sembadra. Dalam pikiran sang playboy kelas kakap ini tidak akan kesulitan mencari pengganti Sembadra tapi sakit hati karena ditinggal pergi, lain lagi ceritanya.

Arjuna dengan sigap dan cepat segera mengambil telepon selulernya dan memencet nomor yang sudah familiar. Tak lama kemudian tersambung dengan pihak yang dituju.
“Halo, Ramawijaya Raja Ayodya, ini Arjuna Ksatria Astinapura, ada berita sangat buruk!”
“Berita apa?” jawab Ramawijaya tanpa bersemangat sama sekali karena terganggu oleh telepon Arjuna.
“Sembadra mau meninggalkan diriku!”
“Ah, aku kira Kerajaan Astinapura akan diserang musuh!”
“Sontoloyo. Keadaan gawat dan genting sekali.”
“Lho, kamu yang sontoloyo. Ini jam tiga dinihari dan kamu menelpon sepagi ini?” balas Ramawijaya dengan cepat. Maklum saja ia sangat letih setelah bercinta sepanjang malam dengan Dewi Sinta.
“Maaf, tetapi ini keadaan yang genting sekali.”
“Apanya yang genting?”
“Sembadra meninggalkan aku karena ada lelaki lain!”
“Untuk apa kamu pikirkan? Toh, kamu juga memiliki banyak istri, selir, wanita simpanan, pacar gelap, wanita idaman lain dan lain sebagainya dan begitu seterusnya!” jawab Ramawijaya.

Mungkin ingin menghibur Arjuna atau justru menyindir playboy kelas kakap ini.
“Hmm, enak saja! Arjuna itu lelaki paling tampan di jazirah Hindustan ini!”
“Hei, aku lebih tampan dari kamu!” balas Ramawijaya
“Ups, maaf. Kita berdua yang paling tampan. Apakah ada yang lebih tampan dari kita berdua?”
“Lho, seharusnya kamu bertanya kepada Dewi Sembadra, siapa lelaki tampan yang telah memikat hatinya dan membawa cintanya dari Sang Arjuna!”
“Kenapa tidak aku tanyakan ya?”
“Ksatria kok bego!”

Ramawijaya mulai senewen dengan Arjuna. Pagi-pagi buta sudah menerima telpon dari Arjuna yang ingin “curhat”. Ah, lebih baik aku berperang melawan Rahwana Sang Raksasa Sepuluh Muka itu, ketimbang menghadapi ksatria playboy yang bodoh ini, pikir Ramawijaya.

“Aku akan tanyakan!” kata Arjuna menutup pembicaraan.
“Hmm, sudah sana, cari Sembadra. Kamu mengganggu saja!”

Arjuna segera pergi bergegas keluar istananya. Siapa tahu Dewi Sembadra belum meninggalkan istananya ini. Tengok kanan tengok kiri, Arjuna segera menemukan Sembadra yang tengah bersiap memasuki mobil Aston Martin-nya. Sembadra memang menyukai mobil Aston Martin buatan Inggris ini, soalnya ia penggemar film James Bond sang agen spionase 007 yang doyan ngebut dengan Aston Martin.
“Dinda Sembadra, tunggu!”

Arjuna berlari-lari ke arah Sembadra yang tengah memasuki mobilnya. Sembadra menengok ke arah Arjuna yang datang sambil berlari-lari. Napas Arjuna turun naik.
“Ada apa kanda Arjuna?”
“Aku hanya ingin bertanya satu hal sebelum dinda meninggalkan istana ini.”
“Apa itu?”
“Aku ingin tahu siapa lelaki tampan di jazirah Hindustan ini yang telah memikat hatimu dan meninggalkan diriku?”
“Apa perlu aku jawab?” jawab Sembadra balik bertanya
Arjuna mengangguk.
“Apa perlunya kanda?”
“Aku hanya ingin tahu. Itu saja.”

Sembadra menahan nafasnya. Ia mulai membayangkan lelaki tampan yang telah memikat hatinya. Tidak hanya telah memikat hatinya tetapi juga perempuan-perempuan seluruh jazirah Hindustan. Hanya ia perempuan yang beruntung untuk menuai cinta lelaki ini.
“Sembadra, siapa dia?”

Sembadra tersenyum dan masuk ke dalam mobilnya. Ia menyalakan mesin dan bersiap pergi. Sebelum pergi, Sembadra menoleh ke arah Arjuna yang sejak tadi diam menanti jawabannya, seraya berkata....
“Lelaki itu Shah Rukh Khan*!”

Jakarta, 23-29 Januari 2003

-Shah Rukh Khan adalah bintang film India alias Bollywood yang meroket setelah membintangi film box office Kuch Kuch Hota Hai.
-------