Pages

Thursday, December 4, 2008

arjuna kehilangan cinta

Cerpen Dodiek Adyttya Dwiwanto
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/05/13143125/Arjuna.Kehilangan.Cinta


“Sepertinya kisah antara kita berdua harus berakhir di sini, kakanda Arjuna!”
“Sembadra terkasih, tidakkah hal ini kita bicarakan lagi?”
“Tidak, Kakanda Arjuna!”
“Sekali lagi, Adinda Sembadra tersayang?” pinta Arjuna dengan sedikit memelas.

Dewi Sembadra menggeleng pelan. Tekadnya sudah bulat mufakat untuk meninggalkan Arjuna sang ksatria sakti mandraguna yang juga maestro panah Kerajaan Astinapura. Hatinya sudah tertambat dengan lelaki lain. Toh, selama ini Arjuna juga sering kepincut dengan beragam macam dan jenis perempuan di mana saja ia berkunjung ke suatu tempat.
“Apakah tidak ada kesempatan sekali lagi?”
“Kakanda Arjuna, dinda Sembadra sudah mengatakannya berkali-kali kalau percintaan klasik antara kita berdua tidak akan berjalan lagi. Relakanlah dinda bersama kekasih yang baru. Relakan dinda merajut cinta dengan kekasih dinda yang baru. Relakanlah dinda, kanda Arjuna terkasih. Lagi pula kakanda Arjuna sudah memiliki sederetan dewi-dewi cantik baik dari bumi maupun kahyangan yang bisa menjadi pendamping setia kakanda setiap saat,” tutur Sembadra panjang lebar.
“Hanya dinda, cinta sejati Arjuna!” jawab Arjuna mencoba merayu. Tabiat playboy-nya memang sudah pembawaan dari lahir.

Sembadra tersenyum saja mendengarkan rayuan gombal Arjuna. Dasar playboy, kali ini rayuan gombalmu tidak akan mempan lagi, gumam Sembadra dalam hati.

“Dinda Sembadra, apa yang harus kakanda perbuat untuk mengembalikan cinta dinda yang tiba-tiba lenyap?” tanya Arjuna lagi. Kali ini lagi-lagi dengan mimik serius, lebih tepatnya sok serius.
“Tidak ada.”
“Sebutkan dinda?”
“Tolong, kanda Arjuna, relakan dinda Sembadra pergi!”
“Apakah semua selir-selirku harus diceraikan?”
Dewi Sembadra menggeleng.
“Dinda, kalau itu keinginanmu, akan kakanda kabulkan permintaanmu.”
Dewi Sembadra kembali menggeleng.
“Atau dinda menginginkan seluruh harta kekayaaan kerajaan ini, kalau iya akan kakanda berikan semuanya.”
Dewi Sembadra lagi-lagi menggeleng.
“Lalu apa dinda? Sebutkan saja permintaanmu!”

Arjuna mulai gusar dengan keinginan Sembadra yang ingin meninggalkannya. Seorang ksatria sakti mandraguna dan tampan tiada tara ini masa’ harus menanggung malu ditinggalkan kekasih hati. Tidak ada dalam kamus percintaan kalau Arjuna harus kehilangan cinta, yang ada itu.

“Arjuna Mencari Cinta” tetapi kalau judulnya seperti itu bisa-bisa heboh seperti antara Yudhistira ANM Massardi dan Ahmad Dhani. Selama ini Arjuna memang selalu mencari kekasih di mana saja ia berada. Ketemu dengan yang baru, ya tinggalkan saja yang lama!
“Adinda Sembadra hanya ingin agar kakanda Arjuna melupakan dinda, kisah-kisah percintaan kita dan semua tentang kita!”
“Tidak bisa!”

Arjuna mulai naik pitam. Atas dasar apa dan atas hak apa Sembadra bisa memutuskan ini secara sepihak. Male chauvinistic mulai keluar dari otaknya. Lelaki harus bisa menaklukkan perempuan. Bukan Arjuna namanya kalau tidak bisa menaklukan kesukaran. Dulu saja Arjuna saja mampu menang dalam perang kolosal Baratayudha, bahkan sang kakak Adipati Karna pun harus tewas di tangannya. Masa’ masalah dengan perempuan saja tidak bisa diselesaikannya.

“Relakanlah dinda pergi, kakanda Arjuna terkasih!”

Sembadra pun beranjak pergi, meninggalkan Arjuna yang tengah senewen berat. Arjuna tidak bisa menahan kepergian Sembadra. Dalam pikiran sang playboy kelas kakap ini tidak akan kesulitan mencari pengganti Sembadra tapi sakit hati karena ditinggal pergi, lain lagi ceritanya.

Arjuna dengan sigap dan cepat segera mengambil telepon selulernya dan memencet nomor yang sudah familiar. Tak lama kemudian tersambung dengan pihak yang dituju.
“Halo, Ramawijaya Raja Ayodya, ini Arjuna Ksatria Astinapura, ada berita sangat buruk!”
“Berita apa?” jawab Ramawijaya tanpa bersemangat sama sekali karena terganggu oleh telepon Arjuna.
“Sembadra mau meninggalkan diriku!”
“Ah, aku kira Kerajaan Astinapura akan diserang musuh!”
“Sontoloyo. Keadaan gawat dan genting sekali.”
“Lho, kamu yang sontoloyo. Ini jam tiga dinihari dan kamu menelpon sepagi ini?” balas Ramawijaya dengan cepat. Maklum saja ia sangat letih setelah bercinta sepanjang malam dengan Dewi Sinta.
“Maaf, tetapi ini keadaan yang genting sekali.”
“Apanya yang genting?”
“Sembadra meninggalkan aku karena ada lelaki lain!”
“Untuk apa kamu pikirkan? Toh, kamu juga memiliki banyak istri, selir, wanita simpanan, pacar gelap, wanita idaman lain dan lain sebagainya dan begitu seterusnya!” jawab Ramawijaya.

Mungkin ingin menghibur Arjuna atau justru menyindir playboy kelas kakap ini.
“Hmm, enak saja! Arjuna itu lelaki paling tampan di jazirah Hindustan ini!”
“Hei, aku lebih tampan dari kamu!” balas Ramawijaya
“Ups, maaf. Kita berdua yang paling tampan. Apakah ada yang lebih tampan dari kita berdua?”
“Lho, seharusnya kamu bertanya kepada Dewi Sembadra, siapa lelaki tampan yang telah memikat hatinya dan membawa cintanya dari Sang Arjuna!”
“Kenapa tidak aku tanyakan ya?”
“Ksatria kok bego!”

Ramawijaya mulai senewen dengan Arjuna. Pagi-pagi buta sudah menerima telpon dari Arjuna yang ingin “curhat”. Ah, lebih baik aku berperang melawan Rahwana Sang Raksasa Sepuluh Muka itu, ketimbang menghadapi ksatria playboy yang bodoh ini, pikir Ramawijaya.

“Aku akan tanyakan!” kata Arjuna menutup pembicaraan.
“Hmm, sudah sana, cari Sembadra. Kamu mengganggu saja!”

Arjuna segera pergi bergegas keluar istananya. Siapa tahu Dewi Sembadra belum meninggalkan istananya ini. Tengok kanan tengok kiri, Arjuna segera menemukan Sembadra yang tengah bersiap memasuki mobil Aston Martin-nya. Sembadra memang menyukai mobil Aston Martin buatan Inggris ini, soalnya ia penggemar film James Bond sang agen spionase 007 yang doyan ngebut dengan Aston Martin.
“Dinda Sembadra, tunggu!”

Arjuna berlari-lari ke arah Sembadra yang tengah memasuki mobilnya. Sembadra menengok ke arah Arjuna yang datang sambil berlari-lari. Napas Arjuna turun naik.
“Ada apa kanda Arjuna?”
“Aku hanya ingin bertanya satu hal sebelum dinda meninggalkan istana ini.”
“Apa itu?”
“Aku ingin tahu siapa lelaki tampan di jazirah Hindustan ini yang telah memikat hatimu dan meninggalkan diriku?”
“Apa perlu aku jawab?” jawab Sembadra balik bertanya
Arjuna mengangguk.
“Apa perlunya kanda?”
“Aku hanya ingin tahu. Itu saja.”

Sembadra menahan nafasnya. Ia mulai membayangkan lelaki tampan yang telah memikat hatinya. Tidak hanya telah memikat hatinya tetapi juga perempuan-perempuan seluruh jazirah Hindustan. Hanya ia perempuan yang beruntung untuk menuai cinta lelaki ini.
“Sembadra, siapa dia?”

Sembadra tersenyum dan masuk ke dalam mobilnya. Ia menyalakan mesin dan bersiap pergi. Sebelum pergi, Sembadra menoleh ke arah Arjuna yang sejak tadi diam menanti jawabannya, seraya berkata....
“Lelaki itu Shah Rukh Khan*!”

Jakarta, 23-29 Januari 2003

-Shah Rukh Khan adalah bintang film India alias Bollywood yang meroket setelah membintangi film box office Kuch Kuch Hota Hai.
-------

No comments:

Post a Comment