Pages

Sunday, May 25, 2008

kebangkitan nasional

di tahun 2008 ini bangsa indonesia memperingati 100 tahunnya kebangkitan nasional. tapi, 100 tahun kebangkitan nasional sekedar dimaknai dengan perayaan mewah yang disiarkan oleh seluruh stasiun tv..

tak bisa kah kita memaknai, setidaknya menghormatinya dengan cara yang lebih baik?
rasanya aku malu kepada pejuang kemerdekaan.. mereka tidak hanya mengangkat senjata, tapi juga memeras otak..

di zaman ini, kita tidak lagi harus memanggul senjata... satu beban hilang sudah. dengan segala kemudahan yang diberikan teknologi dan fasilitas yang jauh lebih baik, seharusnya para pemuda bisa berbuat yang lebih baik, seharusnya kondisi kita bisa jauh lebih baik dari sekarang.

ketika beberapa pemuda ditanya, antara pemuda zaman dulu dan zaman sekarang, hampir semua menjawab, yah.. tidak bisa dibandingkan lah.., zamannya kan beda. menurut aku, jawaban ini agak mengecewakan dan terlalu mudah. yah..mudah-mudahan jawaban ini bukan sekedar excuses yang dijadikan tameng untuk menangkal kritik..

aku dan mungkin sebagian masyarakat baru mengetahui dan sadar bahwa di tahun 2008 ini kita memperingati 100 tahun kebangkitan nasional... itupun menjelang bulan mei.

aku tidak tahu, tapi rasanya memperingati 100 tahun kebangkitan nasional ini dilakukan dengan mendadak... kalau memang kebangkitan nasional ini dianggap tonggak penting, bukankah akan lebih baik 5-3 tahun sebelum tahun 2008 ini kita sudah mencanangkan "menuju 100 tahun kebangkitan nasional" dan dalam rangka menuju ini kita bisa menyusun common vision, common goals yang coba kita raih untuk memaknai kebangkitan nasional dengan lebih baik.

hanya iklan yang berseliweran di tv yang kadang "mengingatkan" bahwa kita sedang memperingati 100 tahun kebangkitan nasional.

goal yang baik itu tidak bisa dibuat instan, apalagi mencapai goal itu!!

sayangnya bapak presiden kita baru bisa meneriakkan "indonesia bisa" di hari perayaan.. lalu apa dengan indonesia bisa itu? adakah mimpi rakyat indonesia yang coba kita jadikan kenyataan? adakah goal besar yang serta merta kita canangkan dan coba kita raih untuk kemakmuran bangsa? gak usah terlalu muluk, kasus korupsi marimutu yang merugikan negara 10 milyar itu dulu deh diselesaikan.

tidak setiap tahun kita merayakan kebangkitan nasional yang 100 tahun lalu disimbolkan oleh berdirinya organisasi budi utomo, makanya dia musti dibuat spesial.

akan lebih pantas merayakan 100 tahun kebangkitan nasional dengan pencapaian-pencapaian prestasi yang telah dirumuskan 3-5 tahun sebelumnya; jumlah anak putus sekolah berkurang menjadi hingga 3%, kesejahteraan petani meningkat karena mereka tidak lagi harus menjual hasil taninya kepada tengkulak (karena tengkulaknya sendiri sudah dihapuskan), jumlah koruptor yang dihukum meningkat, tidak ada lagi kasus tkw dianiaya karena pemerintah menerapkan peraturan tegas dan perlindungan yang lebih baik terhadap para penyumbang devisa negara ini, dll... dlll...

tapi, yang terjadi disaat peringatan seabad ini malah sebaliknya. jumlah anak putus sekolah jauh meningkat, sudah gitu, anggaran pendidikan malah dipangkas 10%..

ditengah debar-debar kekhawatiran naiknya harga bbm, perayaan kebangkitan nasional malah dibuat sangat mewah... daripada perayaan boros satu malam itu, bukankah lebih baik stasiun tv rame-rame memberi beasiswa pendidikan? bukankah lebih baik para sponsor itu patungan membeli alat untuk menyuling minyak mentah, jadi kita bisa menghemat biaya produksi minyak dan bbm tetap murah? daripada meneriakkan 'indonesia bisa', bukankah lebih baik bapak presiden mendengarkan "curhat" rakyatnya? bukankah lebih baik para jenius perancang acara boros itu menyatukan pikiran dan merancang sistem subsidi yang baik dan benar?

tidak ada yang salah ketika kita ingin merayakan sesuatu dengan sukacita, tapi bukankah lebih baik ketika perayaan itu dirayakan oleh segenap bangsa dengan sukacita yang sama?

mungkin betul apa kata seorang presenter tv, "negara kita ini adalah negara ajaib..."


euforia thomas-uber

indonesia...! indonesia...! indonesia...!

siapa yang tak kan luluh hatinya mendengar sorakan membahana tanda dukungan penonton yang sangat besar terhadap para pejuang tim uber indonesia. bertanding di babak perempat final, dukungan supporter indonesia tak pernah surut. dalam waktu hanya dua jam, tim uber indonesia sukses menekuk tim uber hongkong.

haha... aku rasanya seperti reporter yang melaporkan hasil pertandingan saja. well, lebih dari itu. bulutangkis adalah satu diantara olahraga yang aku selalu dengan senang menonton. walaupun dukunganku ini hanya lewat teriakan semangat di depan kotak kaca ajaib bernama tv, aku optimis kesiapan mental para pemain indonesia sangat terbangkitkan dengan dukungan dari seluruh negeri.

dengan dukungan tulus seperti itu, hati siapa yang tidak akan tersentuh? aku tidak merasakan langsung dukungan tulus ikhlas itu. yang pertama, aku bukan pemain bulutangkis. yang kedua, aku ini satu diantara supporter pasif yang mendukung dari depan layar tv. tapi, rasanya aku berada diantara para pemberi semangat yang tak pernah lelah meneriakkan yel-yel dukungan.
membela negara seperti yang dilakukan oleh maria kristin dkk, adalah sesuatu hal yang tidak mudah. beban besar berada di pundak masing-masing pemain, termasuk para pelatih dan manajer tim. dan betapa terharunya ketika mengetahui bahwa dukungan segenap mengalir begitu dahsyat, begitu murni, begitu tulus. mendengar dukungan sedahsyat itu, membuatku merasa mampu melakukan apapun demi mengharumkan nama negara. berada ditengah sorakan yang membahana, membuatku merasa mampu melakukan segala yang terbaik hanya untuk membuat ibu pertiwi bangga. betul-betul membuat hati tergerak., betul-betul membuat jiwa merasa hangat.

"Ini pertama kalinya saya ke sini. Atas dasar nasionalisme saya mau dukung abang saya berlaga, Taufik Hidayat," tukas seorang penonton bernama Adrianto antusias, setengah berseloroh. "Kalah atau menang itu 'gak masalah. Yang penting kita teriak dulu," lanjut pemuda berusia 22 tahun itu. (dalam detiksport.com)

tapi apakah euforia ini dirasakan oleh setiap individu bangsa ini?
aku hanya bisa membayangkan, seorang koruptor akan iseng-iseng menyempatkan waktu melihat perjuangan pemain tim thomas dan uber cup. agar dapat disadarinya, betapa phateticnya dia yang tak ubahnya seekor hewan pengerat, seekor tikus, yang kerjanya hanya menggerogoti bangsa saja., sedangkan disaat yang sama, sekelompok rakyat berjuang memberikan yang terbaik untuk tanah air indonesia. biar dia merasakan tamparan keras diwajahnya atas hal paling memalukan dan paling biadab yang seorang manusia bisa lakukan di dunia ini, korupsi.

mungkin ini hanya euforia kejuaraan bulutangkis beregu thomas dan uber cup, dan euforia itu berhasil menyedotku masuk ke dalam gulungan fantasinya. dan aku hanya bisa berteriak-teriak sendiri, memberi semangat, tapi biarlah, kuanggap itu suatu bentuk penghargaanku yang paling bisa kuberikan kepada pahlawan-pahlawan bangsa. mereka bertanding untuk bangsa.., ketika menang maka kemenanganku itu milik seluruh bangsa indonesia. mereka bertanding untuk bangsa., ketika cedera melanda, maka rasa sakit itu menjadi miliknya sendiri.

ketika kepala pelatih tim thomas-uber china ditanya apa kunci kemenangan mereka? dengan mantap sang pelatih menjawab, karena kami punya nasionalisme yang sangat kuat. perjuangan ini untuk bangsa, maka kami memberikan segala yang terbaik, kami mengerahkan segala kemampuan untuk membuat bangsa kami bangga.

aku tidak meragukan nasionalisme para pemain dan seganap pelatih bulutangkis indonesia. aku yakin semangat dan nasionalisme mereka sama kuatnya dengan yang dimiliki oleh tim negara china. dukungan yang diberikan pun adalah bentuk semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh sebagian dari bangsa ini. yah, sebagian.. dan aku pikir inilah yang menjadi penyebab kita belum bisa menang. disaat tim bulutangkis indonesia tengah berjuang, beberapa orang yang tak terkalahkan egoismenya juga tengah menilep uang negara. kita diberikan hidup dan dunia yang didalamnya dibagi menjadi 2 bagin; baik dan buruk.. mungkin timbangan buruknya indonesia jauh lebih berat dibanding timbangan baiknya, inilah yang menyebabkan ketidakseimbangan.. inilah yang menyebabkan indonesia belum bisa merebut piala lambang supermasi bulutangkis beregu itu..


Tuesday, May 13, 2008

keangkuhan birma?

setelah diluluhlantakkan oleh Topan Nargis pada tanggal 3 mei lalu, bantuan untuk para korban di birma mengalir dari seluruh belahan dunia, tidak terkecuali indonesia. tapi, bantuan ini banyak yang tertahan, utamanya pekerja bantuan asing. alasannya, pemerintah militer birma tidak mengizinkan pekerja bantuan asing untuk masuk ke negaranya. padahal puluhan pekerja asing sudah tidak sabar mengsingsingkan lengan bajunya untuk membantu para korban.
meski mendapat kecaman dan sorotan dari berbagai pihak atas sikap tertutup yang ditunjukkan pemerintah birma, laksamana madya soe thein dari dewan kepemimpinan militer birma dengan tegas mengatakan bahwa mereka sejauh ini tidak memerlukan pekerja bantuan asing.., pernyataan yang tegas dan berkesan tidak mempedulikan teriakan protes dari para pekerja bantuan asing yang mengkhawatirkan bertambah parahnya kondisi para korban topan.


apakah ini sekedar rasa angkuh dari pemerintah birma tanpa memperdulikan kondisi rakyatnya yang meregang nyawa di bawah tenda-tenda seadanya?


bencana alam yang terjadi, separah apapun dia, alam dan manusia pasti bisa menemukan cara untuk memulihkan diri sendiri, karena memang begitulah cara kerja alam. dan manusia, hanyalah bagian kecil dari mega sistem alam semesta.


sebagai makhluk sosial, manusia memang ditakdirkan untuk saling tolong menolong bila sedang kesusahan. tapi, bentuk bantuan yang diberikan jangan sampai membuat suatu kelompok masyarakat menjadi lumpuh selamanya. bantuan diberikan sama halnya dengan bentuk pertolongan pertama pada kecelakaan. alam memiliki daya pulih, manusia pun demikian. jadi, mungkin disini pemerintah birma hanya melakukan tindakan preventif, mencegah bangsanya menjadi bangsa yang manja, yang ketika diterjang badai kecil, langsung merengak minta bantuan.


menengok pengalaman di negara sendiri, kita membuka pintu selebar-lebarnya untuk berbagai bantuan yang masuk. pemerintah memang lebih lebar membuka pintu bagi para pekerja bantuan asing untuk masuk sampai ke pelosok daerah, berusaha menjangkau para korban yang tinggal di daerah pedalaman.


"gempa 27 mei 2006 yang merontokkan yogyakarta bagian selatan, membawa perubahan di wajah rakyat bantul", tutur seorang pemerhati masalah sosial indonesia dalam suatu talkshow di radio. "masyarakat terkikis kemandiriannya dan lebih suka menggantungkan nasibnya pada bantuan. pendeknya, mereka telah berubah menjadi masyarakat peminta-minta".


seandainya suatu riset canggih dilakukan untuk mengidentifikasi kekayaan alam apa yang hilang sejak masuknya bantuan asing secara membabi buta sejak tsunami 2004, mungkin kita akan tercengang mengetahui betapa besarnya harga yang harus kita bayar demi kardus-kardus berlabel "bantuan untuk kemanusiaan"..


hidup di jaman sekarang, dimana pencurian atas kekayaan alam secara "cerdik" dilakukan, tidak mengherankan jika seorang pemimpin ingin melindungi bangsanya dan kekayaan alamnya dari segala kemungkinan bentuk pencurian. pepatah orang bijak, we never know what we have until its gone. kita tidak pernah tahu apa yang kita miliki sampai dia itu hilang.


sesuatu itu tidak hanya kekayaan alam, kekayaan budaya dan kekayaan bentuk lainnya., tapi meliputi kemandirian, daya pulih...dignity dari suatu bangsa. ketika itu hilang, yang tertinggal hanyalah sebuah bangsa peminta-minta, yang keberadannya laksana a bug to be crushed.. tidak punya daya tawar, hanya mengikuti kemauan para pemberi bantuan, tak ubahnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya.


dan aku yakin, bangsa manapun tidak ingin berada dalam kondisi ini...


foto dari www.bbc.co.uk/indonesian

Saturday, May 10, 2008

close to death

sekarang aku mengerti mengapa banyak orang yang takut mati, kenapa walaupun terlihat religius tapi disaat-saat akhir juga menghadapi ketakutan. aku sebelumnya cukup percaya diri bahwa aku akan mati setiap saat dan karenanya aku siap. aku ikhlas kapanpun sang malaikat maut mengambil nyawaku. tapi mimpi yang kualami sekitar setengah jam lalu membuat aku tersadar dan membuka mataku lebih lebar.

ternyata saat-saat menjelang kematian itu memang menakutkan. pada mimpiku itu, awalnya hanya ada beberapa orang saja yang bersiap menghadapi kematian, orang-orang yang memang melakukan kesalahan-kesalahan besar, diantara beberepa orang itu adalah aku. tapi disaat menjelang kematian itu, ternyata jumlah orang-orangnya bertambah. seorang teman smp bahkan sempat meminta aku untuk mengisi sebuah buku kenangan yang berisi semua nama teman sekelas. kukatakan pada temanku itu bahwa sudah tak ingat lagi nomor induk siswaku, jadi aku nulisnya rada ngarang. kesamaan dari orang-orang yang menghadapi kematian adalah susah bicara, lemes, badan pucat dan memutih sekujur tubuhnya. dan kami membentuk kelompok dan menyiapkan cara mati, cara pergi dari dunia ini, perkelompok masing-masing dan caranya memang berbeda.

aku ingat, awal aku menjadi terdakwa seseorang yang sekarat adalah aku dilingkari ular berbisa, yang ular itu adalah milik seseorang yang pernah sangat dekat denganku dalam waktu singkat. yang lucu adalah, bahwa aku beserta pacar-pacar dia adalah satu diantara kelompok awal yang divonis harus meninggalkan dunia ini.

aku bergabung dengan kelompok yang disitu ada adekku dan dia, dan aku memilih berada diantara keduanya. saat sayap besar itu dbentangkan, kuihlaskan untuk benar-benar pergi dari dunia ini.. rasanya aku melayang... tapi walaupun aku sudah sangat payah kondisinya, ternyata aku masih belum pergi juga, begitupun adekku. kami malah menghadiri pemakaman beberapa orang yang salah satunya kukenali sebagai seniorku. mereka semua sudah terbungkus dalam kain kafan, siap untuk dikuburkan. dipemakaman itu aku bertemu dengan senior yang lain, yang sudah kuanggap sebagai kakak laki-lakiku..

yang paling kuingat setelah mimpi itu adalah... aku ini benar-benar banyak dosa, dan parahnya, aku ini merasa tidak pernah meminta maaf kepada Allah, pemilik dan pemberi segala.

dan adekku.. he looks fine, tapi aku merasa betapa besar jarak antara aku dan dia, dia tidak bisa serta merta kurangkul..

de pendi maaf ya karena aku belum bisa menjadi kakak yang lebih baik dan belum bisa menjalani waktu lebih banyak denganmu..

disaat awal aku lalu membayangkan bagaimana jika aku mati pada usia muda? semua impian dan cita-cita akan ikut pergi bersamaku. bagaimana jika aku mati pada hari selasa besok? padahal aku belum pendadaran? kasihan sekali orang tuaku karena anaknya yang satu ini tidak juga berhasil menyelesaikan tugasnya..

yang jelas setelah aku terbangun, aku merasakan segalanya menjadi lebih nyata dan aku takut... aku menyadari kesalahan yang aku lakukan, aku menyadari dengan sengaja menghiraukan panggilan telpon dari beberapa orang hanya karena aku malas bicara dengan mereka. aku ingin menjadi orang yang bisa bersikap manis terhadap semua orang. karena, siapalah aku ini jika harus memilih? i am not the prettiest woman on earth, i am not the smartest person on earth, i am not the richest person, aku ini hanya orang biasa, yang kalau sombong dikit, bener-bener keterlaluan dan tidak tahu diri. jadi, kepada orang-orang yang selama ini sedikit kuabaikan, kucuekin, maafkan atas sikap saya yang tidak tahu diri ini.

dan kepada Allah, sang pencipta-sang pemilik sang pemberi atas segala yang ada dalam universe ini, aku minta maaf atas segala kesalahan yang telah aku buat, atas segala kelalaian dalam menjalankan kewajiban-kewajibanku., semoga Engkau masih berkenan membimbing aku di jalan-Mu, semoga Engkau menerima permintaan maafku, semoga Engkau masih berkenan memperingati aku ketika aku melakukan hal yang keliru.

menyikapi UAN dari sisi lain

sejak pertengahan bulan maret, diskusi radio semakin ramai dengan topik UAN. tidak hanya standar kelulusan yang meningkat dari tahun lalu dari 5.00 menjadi 5.25, tapi juga kekhawatiran akan mental siswa yang tidak siap menghadapi sistem ujian yang sejak tahun 2003 menggantikan sistem ujian ebta-ebtanas ini. memang wajar ketika fokus masyarakat adalah kesiapan mental para siswa menghadapi ujian akhir nasional. sejak diberlakukan pertama kali di tahun 2003, UAN langsung menjadi momok tidak hanya bagi para siswa, tapi juga orangtua, guru dan pemerintah daerah, hal ini dikarenakan soal-soal UAN yang dianggap lebih sulit dengan syarat kelulusan yang berat. terbukti, banyak siswa yang dinyatakan tidak lulus, termasuk siswa yang dikenal pandai di kelas pun takluk, bahkan satu sekolah di papua pada UAN tahun lalu para siswanya tidak ada yang lulus. ada yang beranggapan syarat kelulusan dipatok terlalu tinggi, namun menteri pendidikan dan depdiknas menyatakan bahwa standar kelulusan Indonesia masih lebih rendah dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

tahun ini untuk kelima kalinya UAN dijadikan gerbang akhir yang harus dilewati oleh para siswa SMU dan SMP untuk dapat dinyatakan lulus. selain standar kelulusan yang mengalami perubahan, jumlah mata pelajaran yang diujikan pun juga bertambah. para siswa SMU telah lebih dahulu melaksanakan UAN, sedangkan siswa SMP baru akan bertarung hari senin besok (5 Mei). banyak cerita dari pelaksanaan UAN tahun ini; ada cerita yang sama dengan cerita tahun lalu, yaitu beberapa siswa mengundurkan diri dari UAN, dan ada juga cerita yang menghebohkan, seperti penangkapan 17 guru SMU di Sumatra Utara oleh pasukan detasemen 88 anti terror. penangkapan dilakukan ketika terdengar kabar indikasi kecurangan di sekolah tersebut. ketika ada indikasi kecurangan ini, yang lebih dibahas adalah (1) UAN yang dirasa sangat berat sehingga guru merasa perlu membantu siswanya agar bisa lulus, (2) penangkapan yang tidak wajar karena dilakukan oleh pasukan anti terror, (3) ketidakadilan dan simpati atas perlakuan terhadap guru.

yang sama sekali tidak disentuh adalah kenapa para siswa kita bermental lemah, kurang percaya diri terhadap kemampuan mereka? tahukah mereka bahwa kecurangan yang dilakukan itu adalah hasil didikan yang keliru? yang seharusnya tidak boleh hanya ditimpakan kepada institusi sekolah bernama smu dan smp beserta guru-guru yang mengajar di dalamnya?

setiap sekolah pasti memiliki bagian konseling, yang tujuan sebenarnya adalah mengurusi masalah psikologis siswa. sayangnya, bagian konseling sekolah lebih identik terhadap pembinaan siswa-siswa yang bermasalah: berantem, malak junior, dll.. sehingga fungsi utamanya malah kabur. meskipun tim bulutangkis punya mentor-mentor khusus yang membantu memantapkan mental para atlit, manajer tim uber Indonesia, Susi Susanti, masih tetap was-was dengan kondisi mental para atlit tim uber. apalagi para siswa yang sudah belajar selama 3 tahun lalu mengetahui nasib kelulusannya hanya ditentukan oleh ujian selama 3 atau 5 hari? tentu saja mereka extra tegang. seharusnya setiap sekolah juga punya mentor-mentor khusus untuk menyiapkan mental siswa-siswa kita. semua siswa, tidak hanya yang bermasalah, tidak hanya yang memiliki kemampuan pas-pasan.

menyebut guru, membuat aku bertanya, sebenarnya guru yang kita miliki adalah benar guru? di India, guru tidak sekedar orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan mengajarkannya kepada para muridnya, tetapi guru juga mengajarkan bagaimana hidup itu harus memiliki prinsip dan bagaimana menjalani hidup secara disiplin. selain itu, guru juga berperan sebagai penuntun spritual hidup..... ketika kita mengadopsi kata ini di Indonesia, apakah kata ini masih sama maknanya?

seorang pengamat pendidikan mengatakan, guru sekarang hanya sekedar mengajar, tapi lalai mendidik.

semuanya berpulang pada dasar, pendidikan dasar. kalau pendidikan dasarnya baik, niscaya bibit-bibit siswa yang dihasilkan pun juga baik. mutu pendidikan di Indonesia belum sebaik yang diharapkan karena terbentur oleh masalah klasik: kesejahteraan guru, terutama guru-guru yang bertugas di daerah pedalaman, yang disinyalir sebagai satu faktor penghambat seorang guru tidak dapat memberikan pengajaran+pendidikan yang terbaik karena harus memikirkan cara menambah penghasilan. mutu guru itu sendiri... sekarang sudah ada sertifikasi.. insentif yang dijanjikan diberikan kepada guru-guru yang lulus sertikasi belum berjalan dengan baik. dibeberapa daerah, insentif belum diterima sama sekali.

kalau sejak ditanamkan kejujuran dan keyakinan dan penghargaan atas kemampuan diri sendiri, distribusi soal tidak perlu lagi dikawal secara ketat oleh satuan kepolisian, tidak perlu lagi ada cerita siswa sudah datang ke sekolah sejak jam 6 pagi demi mendapatkan kunci jawaban soal. sebenarnya ketika ada guru yang membantu siswanya, bukankah itu secara tidak langsung menunjukkan ketidakpercayaan guru tersebut kepada kemampuan siswanya? aku merasa sangat kasihan kepada siswa-siswa ini.

pada akhirnya, para siswalah yang menjadi korban; atas kelalaian pemerintah terhadap kesejahteraan guru, dan ketidakpercayaan dari guru+orangtua dan yang terutama, ketidakpercayaan pada diri sendiri.

jadi, keliru kah pemerintah kita memberlakukan UAN? menurutku tidak juga. evaluasi tetap diperlukan untuk mengetahui hasil pembelajaran kita selama ini. tapi, kalau UAN dijadikan hanya satu-satunya gerbang evaluasi bagi siswa, menurutku itu juga tidak bijak dan cenderung tidak fair. Kedepannya, UAN musti dilengkapi dengan evaluasi yang diberikan dari setiap sekolah, yang tentunya berbeda antara sekolah yang di Jakarta misalnya dengan sekolah yang di Kupang. Nilai akhir siswa ditentukan dari nilai rata-rata kedua evaluasi tersebut. mungkin cara ini yang lebih baik.., bagaimana menurut anda?


Monday, May 5, 2008

small but valuable

i want to live a small but valuable live. tidak perlu lagi kebanggaan karena lebih sering keluar negeri, aku ingin kebanggaan melihat anak-anak menikmati apa yang mereka pelajari, apa yang sedang mereka eksplorasi. aku ingin kebanggaan melihat anak-anak meloncat kegirangan ketika menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kritis mereka.

aku ingin kebanggaan karena merasakan keihlasan anak-anak yang datang menjengukku saat terbaring sakit di rumah. tidak perlu gedung sekolah yang mahal, tidak perlu laboratorium dengan segala peralatan bio-fisik-kimianya. yang kami perlukan adalah gedung sederhana, disamping "gedung" maha luas beratapkan langit, beralaskan tanah, dan suara deburan ombak, ataupun gemercik air sungai dan suara burung dan serangga yang seakan tidak pernah lelah menemani aku dan anak-anak, belajar dengan puas dari alam. alam yang adalah guru terbaik, tempat semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dan juga adalah laboratorium paling lengkap dari yang pernah ada.

betapa eksotisnya bayangan kehidupan seperti itu. akankah aku memiliki kehidupan seperti itu nantinya? ya, itulah cita-citaku.

"you are what you are read" from You've Got Mail.
"you are what you are asking" said Romo Mangun.
"dirikanlah sendiri sekolah dengan sistem pendidikanmu sendiri, yang kauyakini berharga untuk anak didik" sebuah hikmah novel St. Iskandar.
"hematlah dalam segala hal, kecuali pendidikan" sebuah pepatah cina