Pages

Tuesday, January 31, 2012

Indonesia miliki Al-Quran terbesar di dunia, pentingkah?

saya tertegun ketika membaca berita ini, "Al-Quran terbesar di dunia ada di Palembang" dan saya lalu menghela nafas panjang, yaaaah, lagi-lagi perhatian, uang, tenaga, skill, dan daya kreatif sekedar menjadi sebuah monumen, itupun hanya bisa dinikmati secara terbatas karena hanya ada di Palembang sehingga untuk melihat Al-Quran yang dikukuhkan sebagai yang terbesar di dunia ini tentunya harus berkunjung ke Provinsi yang terkenal dengan kuliner empek-empeknya. Tidak hanya menelan dana yang cukup besar yaitu Dua Milyar Rupiah, pembuatan Al-Quran yang dipahat pada Kayu Trembesi ini juga memakan waktu yang cukup lama hingga Delapan Tahun., woww... sungguh suatu investasi yang menurut saya sia-sia., kenapa?

1. karena menurut saya ga jelas peruntukannya. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam ngapain ya dibuatin seperti itu? kalau hanya sebagai sekedar monumen, untuk dilihat, untuk dinikmati tapi tidak diamalkan lalu untuk apa? monumen itu fungsinya sebagai pengenang, pengingat misalnya akan kejadian yang telah lampau atau kepahlawanan seperti tugu pahlawan di surabaya ataupun monumen washington di washington dc di amerika.

2. kalau ditujukan untuk memperbaiki citra Islam dan Indonesia yang tengah terusik oleh isu terorisme, saya kira pembuatan Al-Quran terbesar ini justru salah sasaran. lha, gimana caranya memberitahu kepada masyarakat di seluruh dunia bahwa Islam itu damai dengan sebuah bangunan Al-Quran? dinikmati karena keindahannya iya, tapi bagaimana bangunan ini menyampaikan pesan yang diinginkan tanpa pengamalan di kehidupan orang-orang muslim itu sendiri?

3. karya fenomenal tanpa arti. ya, Al-Quran terbesar di dunia yang kini dimiliki oleh Indonesia adalah karya fenomenal karena keindahannya, karena skill para seniman kaligrafi, karena investasi dana dan waktu yang cukup besar menunjukkan tingginya perhatian terhadap pembangunan ini. tapi apalah artinya bagi negeri ini menghasilkan karya fenomenal jika di masyakaratnya masih terselip rasa takut akan bom, akan perkosaan di kendaraan umum, dll? ingat, di dalam Islam di Al-Quran juga terkandung tata kelola pemerintahan. jika pemerintah tidak mampu melindungi warga negaranya, maka para pemimpin, pemegang kebijakan yang beragama Islam berarti telah menghianati kitab sucinya sendiri.

4. Dua Milyar Rupiah bukan dana yang terlalu besar, tapi bukan juga dana yang sedikit. Delapan tahun pun bukan waktu yang lama, pun bukan waktu yang singkat. Saya lebih memilih jika dana sebesar itu dengan kurun waktu delapan dimanfaatkan untuk membangun pendidikan Islam terutama di daerah-daerah yang dianggap strategis atau memerlukan, misalnya di daerah yang diduga sebagai sarang teroris. Atau dana tersebut disalurkan sebagai beasiswa bagi pemuda-pemudi potensial ke jenjang pendidikan lebih tinggi. karena saya percaya, dengan pendidikan yang lebih baik dan tepat arah akan mampu berkontribusi memberi solusi terhadap tantangan kehidupan beragama di Indonesia khususnya, dan semoga di seluruh dunia.