Pages

Thursday, July 30, 2009

birdwatching lagi


saya masih ingat waktu jaman kuliah dulu, ada beberapa senior dan teman seangkatan yang senaaaang sekali menghabiskan akhir minggunya untuk jalan-jalan ke kinahrejo (lereng selatan gunung merapi) untuk mengamati burung, atau istilah dalam bahasa inggrisnya 'birdwatching'. meski berteman cukup akrab dengan para birdwatchers, kesenangan itu tidak tertular pada saya. bukannya saya alergi birdwatching, tapi daripada leher pegel-pegel karena seharian mendongakkan kepala mencari burung, saya lebih suka menghabiskan hari libur di kulon progo., bermain dengan ucil (bayi siamang) dan tingki (bayi orangutan) yang saya asuh. untuk burung sudah ada orang2nya, biarlah aku di bagian primata, jadi setiap orang udah ada bagiannya masing2, pikirku waktu itu.

namun, setelah berada di sumatra, berkesempatan untuk tidur dalam hutan yang terkenal dengan malarianya, saya kerap terpesona oleh nyanyian merdu burung-burung di sekitar camp. makin excited ketika sedang berjalan menyusuri bekas-bekas jalan logging, ada burung rangkong (satu dari sedikit sekali jenis yang langsung bisa saya identifikasi) terbang melintas beberapa meter di atas kepala saya. woww.. pikirku, kalau di hutan emang banyak satwanya. asik kali ya sambil masang camera trap bisa ngamatin burung juga.

karena tidak punya bino, saya sering coba motret burung dengan kamera seadanya. hasilnya ya juga seadanya.. adanya gak jelas, adanya burungnya kejauhan, adanya ya gak bisa diidentifikasi, hehe. sempat hampir padam juga semangat saya. tapi kemudian saya lihat weblog senior saya., wuiihh.. gambar-gambar burungnya muantaaap skalee.. saya jadi pengen ngelakuin hal yang sama. gak papa kan ya ikut-ikutan melakukan yang hal yang dilakukan orang lain ditempat berbeda? toohh.., ini tidak merugikan dia. iya kan mas swiss? hehe..

jadilah saya dengan sedikit petenteng sana-sini coba berburu burung dengan kamera lumix saya yang baru datang bulan lalu. kebetulan 2 minggu kemarin saya ikut pasang kamera baru, jadi bisa langsung uji coba.

yaaahh.., namanya birdwatcher dan fotografer amatiran., tetep aja hasilnya belum bisa sebagus yang ada di web atau majalah-majalah. tapi saya tidak berkecil hati. malah makin semangat saya. rasanya jauh lebih puas melihat burung dari hasil jepretan. bisa dilihat lagi, dan lagi, dan lagi!! :-)

selain burung, niatnya juga motret satwa apapun yang bisa kepotret. selain pengenalan jenis, syukur2 kalau dapat jenis yang langka.., waaahh.... semangat 13x lipat saya.

saya kasih satu hasil jepretan saya, kehicap ranting-male; Hypothyis azurea; Black naped Monarch. Jumpanya di TN Tesso Nilo. Menurut saya, ini burung paaaliiing manis yang saya potret dalam trip pemasangan kamera. warnanya saya bangeeet... blue & black [ignore the white part mode: on]., yeiii..

Tuesday, July 7, 2009

pemilu kali ini

bagi saya adalah yang paling menarik dan menakjubkan disepanjang 25 tahun hidup saya. sejak awal, ketiga pasangan capres-cawapres sudah mengobarkan bendera perang masing-masing. media, blog, forum, bahkan lantai 3 di kantor saya pun ramai memperbincangkan, mengelu-elukan, terkadang menghujat setiap pasangan. saya menikmati semua perdebatan-perdebatan itu. yang pro SBY-Boediono, pendukung JK-Wiranto, yang setia dengan Mega-Prabowo, dan penikmat Golput. fantastis!!

pemilu tahun ini adalah pemilu kedua saya. yang pertama tentu saja pemilu 2004. bersama teman-teman kos 844, saya memilih di TPS yang jaraknya hanya 10 meter dari rumah kos. yang saya pilih tidak menang. sedih juga sih. berharap negeri ini akan lebih baik dengan pemimpin pilihan saya. tapi mau ngomong apa, pasangan itu langsung keok di putaran pertama. ya sudah, saya ikhlaskan saja dan berdoa semoga inilah yang terbaik. sayang, selama 5 tahun ini, rasanya pemimpin yang ada membuat negeri ini semakin mudah 'diinjak-injak' oleh negeri lain.

pemilu kedua ini sebenarnya saya sambut dengan penuh semangat. tapi akhirnya saya harus kembali ikhlas karena pada pemilu ini saya tidak dapat memberikan suara saya yang hanya bernilai 1 itu. baik ktp maupun paspor saya keluaran jogjakarta, sementara saat ini saya tinggal di pekanbaru. terpaksa merelakan suara saya tidak untuk pasangan manapun.

dan saat ini, kurang lebih 3 jam lagi menuju hari pencontrengan, saya kok rasanya deg-degan dan cemas ya? saya masih betah duduk di kantor yang sudah semakin senyap ditinggalkan para penghuninya.

gila ya pemilu ini, cuma sehari tapi dampaknya lima tahun! pantas bikin aku deg-degan padahal gak bisa milih. yaah... siapapun yang menang nanti, semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah. dan yang kalah semoga tidak lantas luntur kecintaan dan komitmennya untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa.

above all, saya cukup bersyukur, meski dengan kekurangan sana-sini, masih bisa punya pemerintahan yang stabil 5 tahun belakangan ini dan sekarang sedang bersiap untuk sebuah 'pesta' demokrasi. bandingkan dengan thailand yang perdana menterinya bolak-balik ganti. atau irak yang disaat sebagian negara di bumi ini tidak perlu lagi menelan pil pahit dari penjajahan, masih terkungkung oleh sebuah invasi yang dipaksakan.

Sunday, July 5, 2009

one foggy day

Pekanbaru, pada hari minggu yang baru saja berlalu, diselimuti oleh kabut asap tebal. bisa ditebak, pasti akibat kebakaran hutan dan lahan. seharian penuh wajah kota tampak pekat, kemanapun memandang, hanya ada 1 warna, abu-abu. saya tergerak untuk berjalan-jalan sekitar jl. sudirman dan jl. nangka (tuanku tambusai), dengan kamera tersampir di pundak. tidak menyangka pemandangan yang sebelumnya hanya ada di tv, sekarang dapat saya lihat langsung. saya rasakan langsung. belum ada yang saya lihat memakai masker, tapi tiap kendaraan, baik mobil maupun motor, sudah menyalakan lampunya masing-masing. sambil mengambil beberapa gambar, tak hentinya saya bergumam dalam hati, "jadi seperti inilah ketika kabut asap tebal menerjang".

tidak lama, ada pesan pendek masuk ke hp saya. seorang teman dari aceh. tanpa basa-basi dia menanyakan, "mil, kok di riau ada kabut asap lagi?" saya hanya bisa meringis tanpa bisa langsung merespon pertanyaan itu. belum ada sebulan sejak pertemuan terakhir dengannya. di kota yang membuat mata saya terasa begitu segar karena suguhan pemandangan bukit-pengunungan yang hijau. inginnya melihat pemandangan yang sama di kota tempat saya tinggal saat ini. sayangnya harapan itu belum terkabul. dalam perjalanan kembali ke pekanbaru, mas narto mengabadikan titik-titik api yang membuat kami (mas narto, aku & mas kokok) tercengang.


di hari minggu itu, saya kembali teringat pada sebuah pesan yang dituliskan di halaman facebook saya oleh seorang teman, "mila menyelamatkan hutan yang mana lagi?"
sungguh itu satu pertanyaan yang membuat bibir saya kelu. dengan getir saya menjawabnya dalam hati, "maaf ruri, saya belum menyelamatkan hutan manapun...."