Pages

Saturday, December 3, 2016

Hamil dan Bekerja

Sebelum saya dan suami menikah, kami telah merencanakan untuk segera punya anak, mengingat kami berdua juga sudah berumur kepala 3.  Alhamdulillah keinginan dan rencana kami direstui oleh Yang Maha Kuasa.  Setelah menikah dan haid pertama pasca menikah tuntas, saya dinyatakan positif hamil. Oiya karena bidang pekerjaan saya mengharuskan saya banyak di lapangan, keluar masuk hutan, sebelum menikah saya mengusulkan kepada pasangan untuk melakukan Tes Pra Nikah atau Pre-Marital Check-Up, tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan kami berdua, terutama saya yang selain kerjanya di hutan, juga punya peliharaan kucing di rumah. Dari kecil saya memang pelihara kucing, bahkan semasa masih tinggal di Pekanbaru, saya pernah punya 13 ekor kucing sekaligus! hihi.. rame. Nah, saya agak khawatir pekerjaan dan peliharaan saya telah membawa pengaruh negatif yang tidak saya ketahui bersemayam di tubuh saya dan berpotensi memberi dampak kepada anak saya nanti. Saya dan pasangan melakukan pre marital check-up sekitar 3 bulan sebelum kami menikah, ini untuk mengantisipasi jika ternyata ada masalah dengan kondisi kesehatan kami, terutama saya, maka ada waktu 3 bulan untuk melakukan pengobatan. Di saya sendiri terutama untuk hasil TORCHnya, ditemukan beberapa infeksi tapi Dokter Ginekologi (Obgyn) menjelaskan ke saya bahwa status infeksinya sudah lampau jadi tidak ada yang perlu saya khawatirkan, tidak perlu ada pengobatan apapun, cukup jaga kondisi dan InsyaAllah sehat untuk punya anak, Alhamdulillah. Untuk cerita lengkap tentang tes ini, sila cek tulisan suami saya disini.

Nah, kembali ke judul postingan, hamil dan bekerja. Ya, saya masih aktif bekerja di sepanjang kehamilan saya. Begitu dinyatakan positif hamil (usia kehamilan 5 minggu) saya minta saran ke Obgyn cara menjaga kehamilan karena minggu berikutnya saya harus ke lapangan; masing-masing ke Jambi dan Kalimantan Timur. Kebetulan ada calon donor dari Perancis yang akan melakukan scooping (penilaian awal) terhadap proyek kami sehingga ini adalah Perjalanan Dinas yang agak sulit saya tinggalkan. Obgyn nya mengatakan, pada umumnya ibu hamil disarankan untuk tidak bepergian jauh (dengan pesawat terbang) ketika kehamilan di bawah 13 minggu dan setelah 30 minggu karena kedua masa itu adalah masa rentan bagi kehamilan. Tapi jika perjalanan tersebut tidak dapat dihindarkan, oleh Obgyn saya diberi vitamin penguat kandungan (saya lupa merknya) dan vitamin folic acid (merk Folamil Genio) yang harus saya konsumsi masing-masing 1 tablet/hari. Saya juga diminta untuk minum air putih yang banyak dan tidak membatasi makanan, kecuali makanan setengah matang/tidak matang dan yang dibakar yang harus dihindari.

Selain bekal vitamin dan nasihat dari Obgyn, saya juga googling untuk persiapan perjalanan dalam kondisi hamil muda ini. Beberapa hal yang saya peroleh dan praktikkan adalah:
1. Memilih tempat duduk (dalam pesawat) di bagian sayap di koridor. Bagian ini adalah bagian dengan guncangan paling kecil dibanding bagian lainnya.
2. Banyak minum selama perjalanan di pesawat
3. Konsumsi kurma sebanyak 3-4 buah/hari

Sekembalinya saya dari lapangan, saya segera cek kandungan lagi ke Obgyn. Deg2an juga karena saat berada di Kaltim, sempat keluar darah saat saya buang air kecil, tidak banyak sih tapi tetap bikin khawatir ya. Saya pun langsung googling dan hasilnya flek atau darah yang keluar saat hamil muda dapat dikarenakan dua hal: pertama itu adalah indikasi bahwa terjadi proses perlekatan sel telur yang dibuahi oleh dinding rahim, artinya ini hal positif yang menandakan kehamilan dan tidak berbahaya. Hal kedua dan yang harus diwaspadai adalah ketika keluar darah yang banyak atau disertai kram perut karena merupakan indikasi keguguran, hamil anggur, atau kehamilan ektopik. Lebih jelasnya bisa cek disini.

Alhamdulillah hasil periksa menyatakan kondisi kandungan saya baik, usianya masuk 7 minggu. Beberapa hari berikutnya saya malah yang terkapar, batuk dan flu berat melanda. Jadilah saya minta izin dari kantor untuk istirahat di rumah. Awalnya hanya izin 2 hari namun karena tidak kunjung membaik, saya periksa ke Dokter jaga di bagian IGD, selain diberi obat, saya juga diberi surat keterangan sakit untuk 3 hari, jadilah saya istirahat di rumah selama seminggu penuh.

Sedikit tentang obat flu dan batuk saat hamil: ketika periksa, saya dan suami sudah menginformasikan ke Dokter bahwa saya sedang hamil 7 minggu, jadi mohon diberi obat yang aman saya konsumsi. Waktu itu saya belum punya nomor telpon Obgyn saya jadi tidak bisa berkonsultasi ke beliau. Karena merasa sudah menginformasikan kehamilan saya ke Dokter tersebut, saya merasa aman saja dengan 3 jenis obat yang diberikan. Ketiga obatnya sudah sempat saya konsumsi satu kali sebelum saya iseng untuk membaca kandungan obat dan kontradiksinya dan jeng..jeng... ada satu obat yang jelas tidak dianjurkan untuk kehamilan muda, sedang dua obat lainnya ketika saya telusuri informasinya di internet hasilnya adalah masih pro kontra terkait keamanannya untuk kehamilan tapi lebih banyak menyarankan untuk tidak dikonsumsi. waduh! langsung panik, telp suami, suami telp RS dan komplain! obatnya pun saya singkirkan dan saya fokus untuk makan dan istirahat saja untuk menaklukkan flu dan batuk yang melanda. Pelajaran juga sih kalau harus membiasakan membaca kandungan dan kontradiksi obat sebelum obatnya dikonsumsi ya bukan setelah!

Biasanya saya rutin tiap bulan ke lapangan, 10-12 hari di Jambi dan 7-8 hari di Kaltim. Berhubung hamil muda dan perjalanan dinas regular termasuk tidak urgent jadi saya menunggu sampai masa rentan lewat untuk ke lapangan. Masuk kehamilan minggu 14 baru saya ke lapangan lagi tapi dengan durasi yang lebih singkat dari biasanya, masing-masing hanya 5 hari. Sebelum berangkat pun saya periksa ke Obgyn dulu untuk tahu kondisi saya dan janin. Sayangnya Obgyn yang biasa menangani saya sedang tidak masuk praktik, akhirnya saya periksa ke Obgyn lain yang tersedia saat itu. Kondisi saya dan janin OK dan mengetahui saya akan melakukan perjalanan, obat/vitamin yang diresepkan oleh Obgyn kedua ini ternyata banyak banget, ada 5 jenis termasuk obat penguat kandungan yang dimasukkan lewat vagina. Haduh! selama ini saya hanya konsumsi folic acid, obat/vitamin penguat kandungan yang pernah diberikan oleh Obgyn pertama saat kehamilan 5-6 Minggu dikonsumsi lewat mulut, baik-baik saja semua, padahal saat itu malah masa yang rentan. Justru di masa yang aman ini malah dikasih obatnya banyak banget. Mungkin Obgyn nya khawatir kali ya jadi maunya mengantisipasi dengan maksimal. Toh Obgyn yang ini juga baru periksa saya kali pertama, beda dengan Obgyn yang satu lagi yang tahu riwayat kandungan dan fisik saya sejak hamil 5 Minggu.

Karena merasa tidak nyaman dengan sebagian obat yang diberikan, saya hanya konsumsi 2 dari 5 jenis obatnya, Prolacta DHA dan satu lagi untuk kalsium kalau tidak salah. Obat yang untuk penguat kandungan (dikasih 2 jenis) tidak saya konsumsi sama sekali. Prinsip saya, saya harus nyaman dan yakin dengan obat yang dikonsumsi, jika tidak obatnya ga akan ada pengaruhnya ke saya. Syukur tanpa mengkonsumsi 2 jenis obat penguat kandungan itu, kondisi saya baik dan janin saya aman selama dan setelah perjalanan dinas. Saya terus melakukan kunjungan lapangan ke Jambi dan Kaltim secara bergantian hingga usia kehamilan 6 bulan. Sebenarnya saya masih ingin terus ke lapangan selama masih bisa dan diperbolehkan terbang, namun dari GM HRD meminta saya untuk tidak ke lapangan lagi. Terakhir kami ketemu pas di site Kaltim dia memang heran sih lihat saya masih ke site, masih ke hutan.

Saya termasuk beruntung dengan kondisi kehamilan yang tidak banyak keluhan. Mulai dari awal kehamilan hingga menjelang melahirkan, hamil tidak menghalangi saya bekerja dan berkegiatan di lapangan. Kalaupun ada keluhan, hanya ketika saya flu berat di trimester 1 dan trimester 3, selebihnya aman. Saya pernah baca bahwa wanita dengan fisik yang baik, biasanya pada saat hamil akan lebih sedikit mengalami mual dan muntah, kram, pusing, cepat lelah, tidak ada nafsu makan, keluhan-keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil terutama di trimester pertama. Dan saya memang tidak mengalami sebagian besar keluhan-keluhan itu, kecuali mual, itupun hanya mual ringan. Ternyata jalan-jalan saya di hutan selama sekian tahun ini membantu saya memiliki fisik yang kuat! alhasil hamil pun tidak ada kendala berarti. Ayo ibu-ibu yang ingin dan sedang rencana hamil, perkuat fisik ya, rajin olahraga dan kurangi makan gorengan! fisik kuat, hamil sehat, kerja nyaman 😄