Pages

Sunday, September 14, 2008

tidak cukup personel

berita penjualan daging sampah terkuak dan langsung membuat masyarakat heboh. kenapa bisa ada kejadian seperti itu? karena terdesak rengek perut dan perut keluarga yang minta diisi, karena mengolah daging sampah lebih mudah dibanding jika harus menjadi kuli bangunan. sudah busuk, daging-daging tersebut diberi pewarna tekstil dan kenapa kejahatan ini baru terungkap setelah lima tahun lamanya? ngapain aja sih petugas?

belum lama kita dikhawatirkan dengan bahayanya makanan berformalin, itu juga baru terkuak setelah sekian lama namanya. kenapa semuanya baru terungkap setelah racun-racun itu telah tertimbun membumbung memenuhi setiap bagian tubuh? kemana sebenarnya para petugas yang seharusnya mengawasi? apa sebenarnya yang mereka kerjakan sampai kecolongan separah ini?

bosan saya mendengar alasan yang begitu-begitu saja; kurang personel lah, dana operasional tidak cukup lah... sebenarnya itu semua hanya alasan yang dilontarkan agar mereka tidak dimintai pertanggungjawaban kan? seharusnya mereka diperkarakan karena kelalaian parah ini!

sudah habis sudah harapan saya terhadap sekelompok pns ini. diberi gaji tiap bulan, belum lagi tunjangan, masih saja tidak becus dalam bekerja. bayangkan, 5 tahun mereka tidak mengendus apa-apa? jangan-jangan murni karena mereka memang tidak pernah mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan. kalau sudah bertahun-tahun lewat, ini sudah sangat memalukan. entah bagaimana mereka-mereka ini melenyapkan rasa malu dalam tubuh mereka??


Monday, September 1, 2008

bangkok, hanya selangkah lebih maju

bangkok, memang hanya satu kota diantara ratusan ribu kota di dunia, tapi posisinya jadi penting karena dia adalah ibukota negara thailand. negara yang terkenal dengan ikon gajahnya ini juga punya satu kebanggaan sendiri, yaitu sebagai negara yang tidak pernah dijajah oleh negara/bangsa lain. tepat minggu kemarin aku berkesempatan berkunjung ke kota ini dalam rangka mengikuti workshop 3 hari. sebenarnya lebih tepat dikatakan mampir sejenak, karena begitu padatnya dan "terkuncinya' kami oleh jadwal workshop, unjuk rasa besar dan super heboh di hari pertama workshop baru kami ketahui saat akan kembali ke kamar masing-masing. hujan deras yang ternyata setia datang menemani disetiap sore hanya bisa kami nikmati lewat jendela-jendela yang menyiarkan warna kota yang kelabu.

untungnya, makan malam tidak termasuk dalam fasilitas workshop sehingga ada kesempatan untuk melihat seperti apa kota bangkok di malam hari. Saat berada dalam taxi menuju MBK (salah satu mall di kota bangkok) kesan pertama yang menyusup di tubuhku, "gila... malnya guedee tenan!" lampu gemerlapan dan gambar-gambar menakjubkan menghiasi mal-mal yang sepertinya saling terhubung satu sama lain. sementara mas narto dan mas kokok menanyakan kemana gerangan pak hadi menghilang malam sebelumnya, aku sibuk memastikan apakah mal yang sebelumnya aku lihat bersambung dengan mal berikutnya. takjub, dan setengah menganggukan kepala, aku berkata pada diri sendiri, " jadi ini dia yang katanya mal terbesar di asia tenggara dan saat ini lagi coba disaingi oleh senayan city nya jakarta... kalo mal aja sih, mungkin bisa, tapi, aku gak yakin busway nya jakarta bisa saingan sama monorail nya bangkok..."

selain terpesona oleh kekhasan sebuah kota besar, pikiranku terusik oleh gambar perempuan cantik yang terpampang di setiap sudut jalan. siapakah gerangan perempuan itu? pasti dia orang penting karena gambarnya ditempatkan di tempat-tempat strategis dan terlihat begitu dihormati. tapi kenapa gambarnya dikalungi untaian bunga? apakah dia baru saja meninggal, sehingga negeri ini masih berkabung atas kepergiannya?
aku segera menanyakan hal ini kepada aang, support person dari wwf thailand. ternyata beliau adalah the majesty queen of thailand. dan betapa kurangajarnya aku karena menyangka dia telah meninggal, padahal yang sebenarnya terjadi adalah sang ratu tengah berulang tahun dan seluruh negeri turut merayakan kebahagiaan ini selama bulan agustus.

"welcome to land of smiles" itulah ucapan selamat datang yang dituliskan besar-besar oleh pemerintah thailand pada setiap bagian imigrasi di bandara Suvarnabhumi. aku tatap lekat-lekat tulisan itu, lalu melihat satu persatu petugas imigrasi yang berada dalam satu garis horizontal di depanku.., aneh, tidak ada satupun petugas yang tersenyum., mengingatkanku pada petugas-petugas imigrasi indonesia., yang raut mukanya senantiasa terkesan kaku dan galak.

saat keluar dari bandara, barulah ketahuan kalau sebenarnya kota ini dipenuhi oleh massive massage service centers. jadi, land of smiles? atau mungkin senyum itu baru akan terlihat saat mengunjungi satu tempat pijat? entahlah, yang jelas diantara tempat-tempat pijat dengan beraneka warna, kami menemukan restoran muslim yang maknyus tenanan! thanks for the so delicious cuisine pak usman! :-)

hari kelima di bangkok, kami sudah berada dalam perjalanan menuju bandara. karena kami berangkatnya pagi hari, barulah terlihat wajah kota bangkok tanpa serangkaian lampu, selain lampu lalu lintas. inilah wajah sebenarnya; gedung-gedung pencakar langit, rumah susun bertumpuk di satu sudut, berbagai macam kendaraan melintas bersama kami di jalan utama, pemukiman kumuh ditepi rel kereta, penjaja makanan di tepi jalan yang menawarkan sarapan murah dan cepat bagi para pekerja.., dan pemandangan lainnya yang tidak jauh beda yang selalu diperlihatkan oleh wajah kota jakarta. yang unik sekaligus menakutkan, kabel-kabel listrik berseliweran dengan berantakan, bahkan ada yang sangat rendah, sehingga jika ada orang berjalan, kepalanya pasti menyentuh jalinan kusut kabel listrik tersebut. "apa mereka tidak khawatir ada yang kesetrum?" begitu tanyaku pada mas kokok, yang berkomentar seperti ini, "aku malah penasaran, apa pekerjanya gak bingung kalau musti benerin sesuatu dengan kabel yang awut-awutan itu?"

semakin mendekati bandara Suvarnabhumi, sebuah pelangi datang menghiasi langit sesaat setelah hujan reda. serasa kami dilepas dengan sangat indah dan ramah. saat menjejakkan kaki di bandara, aku berkesimpulan, ternyata bangkok dan jakarta sama aja; sama glamornya, sama juga kumuhnya. hanya, bandara Suvarnabhumi milik thailand ini lebih pantas menjadi gerbang masuk utama negeri dibanding bandara cengkareng tersayang nan malang yang seharusnya sudah dipensiunkan dan diganti dengan yang lebih layak, tapi tersendat korupsi yang telah mengakar sampai tujuh turunan and beyond...