Pages

Thursday, September 10, 2009

katanya kuat...

i thought so.., tapi ternyata drop juga, hehe. sebel dan kecewa sebenarnya karena aku pikir aku sudah melakukan segalanya untuk tetap fit. nyatanya begitu balik dari acaranya phka dephut, aku langsung masuk rumah sakit. gak enak? sudah jelas. apa sih asiknya di rumah sakit dengan selang infus terpasang di tangan dan setiap 2 jam perawat datang untuk mengecek? belum lagi makanan yang mereka berikan rasanya hambar semua. harus yang lunak dan tanpa pedas. gak cukup dengan itu, gerakku pun dibatasi, harus stay on bed all the time, kecuali klo perlu ke toilet. mandi pun gak dibolehin, tiap pagi dan sore ada perawat yang datang untuk membasuh sekujur badanku. lengkaplah sudah penderitaan.

di hari keempat, kondisiku sudah lebih baik. dokter yang meriksa aku juga terlihat senang dan dia mengisyaratkan aku boleh pulang ke rumah besok hari. malamnya selang infus di tanganku di lepas, selain tanganku jg sudah bengkak, kondisiku pun sudah ok. rasanya begitu.

tapi, besok paginya kondisiku drop lagi. pucat dan lemesnya minta ampun. akhirnya aku yang tadinya sudah dibolehin pulang harus tinggal lagi. cairan infus kembali dimasukkan melalui tanganku. infusnya pun sudah ditambah dengan vitamin, cairan yang biasanya berwana bening itu menjadi kuning. seperti minuman extra jos. aku hanya cuma bisa memandang pasrah.

terngiang kembali ledekan sayang dari teman-teman tim, "katanya kuat..." hmmm... ternyata tidak selalu. aku memang bukan Xena.

Wednesday, September 9, 2009

berbagi

setahun lalu aku tinggal sendiri, di rumah kontrakan di sebuah gang buntu. rumahnya lumayan besar, terlebih untuk ditinggali seorang diri. ruang tamu, 2 kamar tidur dan dapur membuat rumah itu terlihat lengang dan sepi. rumah inipun sering aku tinggal., ya ke hutan, ke jakarta dan daerah lain. karena itulah ibuku sering menyayangkan. tapi yang membuat beliau khawatir adalah karena aku sendiri aja di rumah itu. "kalau mati lampu atau hujan deras gimana? memangnya kamu gak takut?" begitu sering pertanyaan2 itu meluncur dari bibir ibuku., yang seringnya kujawab dengan sekenanya, "ya enggak lah, kan langsung tidur".

tapi, sejak beberapa bulan lalu, aku tinggal berdua dengan seorang teman. namanya fathona. mahasiswi di sebuah sekolah tinggi di pekanbaru. dia mantan tetanggaku. tadinya dia bersama 6 orang temannnya menempati rumah disebelah. karena tempat magangnya beda-beda., jadilah ketujuh anak itu mencar. ada yang dapat di jalan riau bahkan sampai ke pangkalan kerinci. nah, fathona ini magangnya di gedung pengadilan. dekat banget dari rumah. ngesot 5 menit juga nyampe deh. dia tinggal sendiri di rumah sebelah itu. dah nyari kemana-mana tempat kos biar lebih murah, tapi gak dapat satupun. so, kutawari aja dia tinggal bareng denganku. free, gak pake bayar. masih sekolah gini

setelah ada fathona, jadi lebih asik. ada teman ngobrol. teman tidur meski berseblahan kamar. ada teman masak dan bersih2 rumah. yang terpenting, ada teman sependeritaan seperjuangan saat mati lampu plus hujan deras, hehe..

sejak aku keluar dari rumah sakit minggu yang lalu, penghuni rumah nambah 2 orang. teman2nya fathona, yang kemarin barengan tinggal di rumah sebelah itu. periode magangnya dah selesai jadi mereka pada sibuk buat laporan dan bolak-balik ke kampus mereka yang di dekat rumah makan simpang raya sudirman untuk konsultasi dengan dosen. makin ramai lah rumah. senang banget. anak-anak itu pada pintar2 masak lagi., wah, saya berpartisipasi saat makannya sering, hehe.

hari minggu lalu, nambah seorang lagi. wuiiihh.. rumah sekarang jadi tidak sepi lagi. jadi berasa kembali ke jaman kos2an dulu waktu di jogja.

ditengah perjuangan memulihkan diri dari tipus dan bronkitis, aku diberi kesempatan untuk berbagi hidup, rumah, makanan serta tawa dengan orang lain. alhamdulillah...