Pages

Thursday, July 26, 2012

seharusnya saya bahagia


hari ini seharusnya saya merasa bahagia. sementara teman-teman lain masih galau dengan PO-nya, CAS, unconditionnal letter, saya sudah menerima pemberitahuan bahwa award letter saya telah disetujui. award letter yang akan membantu saya mendapatkan visa dan menunjang hidup saya selama saya kuliah di Inggris setahun ke depan.

saya ingin tersenyum, tapi tiap kali saya ingin mengembangkan sebuah senyuman di bibir saya, lantas saya teringat pada 10 gajah di riau yang meninggal karena diracun.

saya ingin segera membalas setiap ucapan selamat yang disampaikan oleh teman2 atas award letter yang saya terima, namun setiap kali telunjuk saya mengarahkan pada halaman komentar, terngiang kembali ucapan bang zul "ada harimau betina yang meninggal setelah kedua kaki depannya terkena jerat.."

berita-berita kematian itu menimbulkan rasa perih di hati saya. sering kali mendengar dan membaca berita kematian gajah yang setelah diotopsi dipastikan meninggal akibat racun. tapi beritanya hanya sampai disitu., tidak ada lanjutan penyelidikan tentang siapa pelaku? apa motifnya? sudah berapa lama merencanakan pembunuhan ini?

kenapa sepertinya mencari pelaku pembunuhan gajah tidak penting di dalam hukum negeri ini? kalau tidak penting gajahnya meninggal atau hidup., lantas kenapa gajah dan harimau dikatakan dilindungi? untuk apa semua status itu kalau tidak ada artinya?

sebagai organisasi tidak bisa terus kita berlindung dari kata2, kita hanya ngo, tidak punya kewenangan., yg punya kewenangan itu pemerintah. apakah pemerintah akan terus kita tunggu sampai bisa menggunakan kewenangannya dan tidak berlaku apa2 selain mengumpulkan data? apa gunanya data yang dikumpulkan jika hanya untuk mengisi deretan titik titik dalam laporan kegiatan?

dan apa gunanya pemerintah yang tidak bisa menjalankan tugasnya. muak sekali rasanya mendengar alasan-alasan yang tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. ketika diajak merespon konflik, ada aja alasannya, ada kerjaan di kantor lah, ada rapat lah, bla bla bla. rasanya ingin saya teriakkan ke mereka, kerja kalian itu ya ngurusi gajah, ngawasin hutan cagar alam dan suaka margasatwa supaya pohon2nya tidak ditebangi layaknya orang memanen tebu.

dan saya tidak hormat sama sekali kepada ninik mamak, para tetua yang menjual hutan-hutan ulayat hingga habis tanpa sisa. hutan itu bukan milik kalian. kalian hanya diberi tanggungjawab untuk mengurus untuk mengatur, karena kalian yang lebih tua, yang dianggap lebih bijak lebih bisa meredam nafsu dan keserakahan.. yang lebih bisa mengajari dan mencontohkan bagaimana seharusnya hidup berdampingan dengan alam

dan saya benci pada diri saya sendiri yang hanya bisa menumpahkan kekesalan dalam tulisan pada blog yang tidak populer.