Pages

Sunday, December 22, 2013

Mengirim Barang dari Inggris ke Indonesia

Hampir setiap insan manusia entah sangat disadari atau sedikit disadari senantiasa mengumpulkan harta karun. Harta karun tidak musti berupa batu permata atau logam emas seperti di cerita-cerita bajak laut atau tin-tin, tapi barang apapun ya masuk saja. Misalnya nih anak sekolah harta karunnya tidak jauh dari buku, printnan makalah, lembar-lembar tugas dan sejenisnya, pasti sangat sayang jika harus disingkirkan masuk ke tempat sampah. Kecuali untuk lembar tugas yang nilainya jelek sih sudah hampir pasti selalu aku buang saja tanpa rasa sayang, hahah.

Selama setahun belajar di Inggris, harta karun yang aku kumpulkan ternyata cukup banyak. Maklum ya mumpung di sana yang namanya buku itu banyak ya kalap deh beli suka-suka aja. Dan karena banyak yang murah juga, tidak hanya beli buku yang menyangkut sekolah, tapi juga buku cerita, ensiklopedi untuk anak-anak yang akan ku teruskan ke sepupu-sepupu dan ponakan  yang masih kicil-kicil. Selain buku dan peralatan sekolah lainnya, peralatan hidup di Inggris juga buanyaknya. Baju-baju hangat, sepatu boots, selimut rajut dan semua yang lain-lain dan yang lucu yang berat rasanya untuk ditinggal. Sebagian barangku sudah aku berikan juga ke mahasiswa baru dan ke charity shops, tapi sisa yang pengen dibawa pulang juga masih banyak dan ga akan muat kalau dibawa di koper, secara jatah bagasi cuma 35 kg dari Qatar Airways. 

Nah, untungnya waktu datang ke acara 17an di rumah dinas Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, ada mbak yang membagikan brosur jasa pengiriman barang dari Inggris ke Indonesia, namanya TRICO. Awal lihat daftar harga sih merasa kok mahal ya untuk ngirim barang satu box kecil. Saat itu memang belum kebayang besar box kecil yang dimaksud. Meski udah dikasih dimensinya di brosur tersebut, tetap saja aku yang dasarnya memang miskin imaginasi tetap tidak bisa membayangkan box itu besarnya segimana. Selain pertimbangan harga, pertimbangan lain yang penting juga adalah lama waktu pengiriman, keamanan barang, dan biaya ektra yang musti dikeluarkan nanti saat barangnya tiba di Indonesia. 

Karena melihat jika mengirim lebih banyak barang jatuhnya lebih murah, maka aku pun joinan dengan teman yang kebetulan rumahnya di Jakarta, jadi aku nebeng dia deh karena kalau kirim ke Makassar harganya 2x lipat. Jadilah kami memesan 6 box kecil. Begitu boxnya dianterin, terpanalah kami melihat ukurannya yang ternyata gede! untung kemarin ga pesan box besar, hahaha. Untuk satu box kecil ini maksimal beratnya adalah 30 Kg. Jadi waktu nyusun barang ya seperti main tetris deh, kata bokap Karina, kawan tandem ngirim barangku. 

Setelah semua box telah diisi, petugas dari Trico pun menjemput di rumah. Untuk 6 box kecil pengiriman dari Canterbury ke Jakarta biayanya 200 Poundsterling dengan lama pengiriman 1-2 bulan. Waktu itu barangnya dijemput tanggal 19 September 2013. Sempat nanya juga ke Trico apakah kami perlu melampirkan surat keterangan selesai sekolah dan kembali ke tanah air dari Kedutaan supaya nanti pas di bagian cukai tidak kena biaya impor barang? tapi kata mbak dari Trico ga usah, nanti barangnya jika sudah tiba di Jakarta akan langsung di antar ke alamat. Sebenarnya kalau pun harus melampirkan surat keterangan itu, ngirimnya bisa molor karena kebetulan pasporku saat ini sedang di VFS untuk proses pengurusan visa schengen, sedangkan Karina saat dia ke London untuk terakhir kali sebelum balik, malah ga bawa paspor jadi ga bisa ngurus juga surat seperti itu. 

Sekembalinya di tanah air dan berleha-leha di rumah, aku sempat lupa bahwa aku punya barang yang sedang dalam perjalanan, untung selalu diingetin sama Karina jadi kami bergantian deh nanya perkembangan kiriman barang kami. Si mbak Trico yang di Jakarta sempat bikin panik karena kata nomor invoice barang kami tidak tercatat di pembukuan kantor Trico Jakarta.., hahhhh?? waah itu beneran bikin susah tidur, untung nafsu makan tidak terpengaruh drop. Ternyata setelah kami cek ke kantor yang di London, invoicenya belum masuk karena kapal yang bawa barangnya belum tiba, hahaha. 

Minggu kedua di bulan Desember 2013, akhirnya kiriman barang yang kami nantikan tiba juga. Dan kerennya tidak ada biaya tambahan apapun! Box-box kami juga tidak ada yang dibuka, masih dalam kondisi OK semua. Padahal sebelumnya udah denger cerita-cerita ga enak tentang ngirim barang dari teman-teman yang lain. 

Jadii, saat membuka ketiga box coklat besar itu rasanya seperti menemukan harta karun! Aaah senangnya! Terima kasih Trico! :D


Meski agak lama musti menanti, kami berdua puas banget deh dengan Trico ini. Dan karena itulah tulisan ini dibuat, salah satunya untuk bantu mempromosikan Trico yang pelayanannya memuaskan. Alasan lainnya ya sekedar berbagai pengalaman aja sih, siapa tahu ada mahasiswa atau siapapun yang rencana kirim barang juga ke Indonesia :-)

Untuk menghubungi Trico silakan berkunjung ke web mereka di http://www.tricofreight.co.uk/home.html

Monday, December 9, 2013

Pesan Konservasi Dalam Kemasan Produk

Sore ini di atas meja saya ada satu kaleng minuman bergambar Badak dengan dua cula. Badak bercula dua berarti Badak Sumatera, sedangkan Badak bercula satu adalah Badak Jawa.

Ini adalah kali kedua saya menerima minuman tersebut sejak saya mulai bekerja kembali di sebuah kantor di Jakarta Selatan

Mungkin karena perusahaan pembuat minuman ini ada kerja sama dengan organisasi tempat saya bekerja, maka kami pun menerima minuman kaleng tersebut.

Saya memutar-mutar kaleng tersebut. mencari pesan konservasi yang mungkin tersedia diantara informasi mengenai kandungan gizi dan manfaat yang ditawarkan oleh minuman tersebut. Sayang, pesan konservasi yang sempat saya bayangkan ada di satu bagian di kaleng itu tidak dapat saya temukan karena memang tidak ada disitu. Padahal setahu saya, perusahaan minuman tersebut telah beberapa kali mengiklankan bahwa penggunaan gambar di kemasan produk minumannya salah satunya sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi Badak Jawa.

Tapi mungkin mereka lupa, bahwa masih banyak orang yang tidak memiliki TV untuk dapat menonton iklan tersebut. Pun jika mampu, ada orang-orang yang memilih untuk tidak menonton TV atau program TV swasta nasional, tempat iklan tersebut ditanyangkan, dengan berbagai alasan.

Dan saya rasa karena kami yang mendorong program konservasi Badak ini ke perusahaan tersebut, semestinya kami tidak perlu menerima produk minuman bergambar Badak itu. Saya yakin akan lebih bermanfaat jika minuman ini dibagikan kepada orang-orang yang masih asing dengan isu konservasi Badak. Tidak perlu ke perusahaan sih, tapi ke komunitas-komunitas yang fokus isunya bukan lingkungan.

Tapi sebelum dibagikan kepada mereka, hendaknya perusahaan mungkin dengan bantuan organisasi saya, menyantumkan pesan konservasi Badak Jawa, sehingga tidak sekedar beramal dengan membagi minuman, melainkan target yang lebih utama yaitu menyebarkan pesan konservasi Badak, dapat lebih tercapai. Sebagai bandingan, saya masukkan juga contoh dukungan merk makanan kucing untuk mendukung konservasi Harimau.