Pages

Wednesday, January 7, 2009

ingin berbahasa indonesia saja

saya memperhatikan perubahan dalam diri saya dan mencoba menghitung seberapa sering saya menggunakan bahasa asing dalam bahasa sehari-hari saya, bahasa indonesia, sehingga menjadi bahasa gado-gado.

semakin banyak. ya, itulah kenyataannya.
mulai dari yang sederhana seperti:
sorry,
thanks/thank you,
btw,
in case,
congrats,
cheers,
best,

sampai-sampai hampir semua judul tulisan blog saya berbahasa inggris, padahal isi tulisannya ditulis dalam bahasa indonesia. kenapa saya merasa nyaman menuliskan sesuatu dengan bahasa indonesia tapi tidak merasa nyaman untuk menuliskan judulnya dalam bahasa yang sama?

ada apa sih dengan saya ini?
apa saya ini sudah tidak cinta dengan bahasa saya sendiri?
apa saya ini hanya ingin terlihat keren dengan menggunakan bahasa inggris?
apa saya tidak pede menggunakan bahasa indonesia karena tidak ingin dinilai udik atau kampungan?
apa saya ini ketakutan setengah mati kemampuan bahasa inggris saya berkurang karena jarang dilatih?
entahlah, mungkin gabungan dari semua di atas.

tepatnya kemarin ada rasa bersalah yang menghinggap dalam dada saya. ntah darimana datangnya, tiba-tiba saya merasa begitu sok, begitu sombong sampai tidak menghargai bahasa saya sendiri.

tanpa saya sadari, banyak kata dari bahasa asing yang saya gunakan dalam komunikasi verbal dan tulis sehari-hari.

saya menjadi takut.., jangan-jangan nantinya saya sendiri tidak tahu lagi apa bahasa indonesia untuk btw, download, error, privacy...

saya tidak menampik kenyataan bahwa pada beberapa kesempatan, menggunakan bhs inggris lebih praktis ketimbang bhs indonesia. saat ber-sms dengan seorang teman, mengetik kata 'ngomong2' (meskipun sudah disingkat dengan penggunaan angka '2' ) tetap tidak praktis. lebih cepat dan murah dengan tiga huruf btw yang diambil dr kata by the way.

tapi benarkah susah menemukan kata-kata dalam bahasa indonesia yang bisa menjadi praktis ketika diperlukan, sehingga saya cenderung menggunakan bhs inggris?
ataukah sayanya saja yang malas mengeksplorasi bahasa saya sendiri?

ataukah karena sudah terlanjur terlalu banyak kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa indonesia sehingga saya merasa nyaman-nyaman saja menggunakan kata 'didownload' ketimbang 'diunduh'?

atau saya hanya satu diantara orang-orang yang terlalu malas untuk mencari arti dari sebuah kata., memakai kata 'didownload' misalnya dengan anggapan toh semua orang tahu... benarkah??

saya teringat komentar seorang adek angkatan setelah menonton ujian akhir (pendadaran) saya mei tahun lalu, "mba mila ini lebih lancar klo ngomong bahasa inggris. pake bahasa indonesia malah tersendat-sendat".

saya tidak berkomentar apa-apa mendengar itu. saat itu saya lebih sibuk mensyukuri satu tahap perkuliahan yang paling saya takuti telah berakhir.

kini saya sadar, bahwa komentar itu menampar saya! saya seharusnya bisa lancar berbahasa inggris dan jauh lebih fasih lagi dalam bahasa indonesia.

ini membuat saya bertekad, mulai saat ini saya akan menggunakan bahasa indonesia lebih sering dan lebih baik. menggunakan bahasa inggris hanya ketika waktu tertentu dan saat mengasah kemampuan bahasa asing tersebut.

saya hanya tidak mau, di masa datang, gempuran bahasa asing akan sama dahsyatnya dengan gempuran israel ke palestina sehingga hanya tersisa hanya secuil dari yang pernah ada.

sampai saat ini saya mencoba menggali lebih dalam makna pembatasan penggunaan bahasa asing yang diterapkan oleh pemerintah perancis..,
apakah karena menyangkut harga diri bangsa?
ataukah sebuah usaha untuk melindungi bahasa nasionalnya sehingga tidak punah (meskipun orang-orang lain yang tergila-gila dengan bahasa ini karena dianggap seksi)?
ataukah sebagai bagian dari pendidikan untuk segenap warganya agar tidak teracuni dan tetap menjunjung tinggi bahasa nasional mereka?
entahlah. jawaban pastinya belum saya temukan.

saya tidak mau, di masa datang, akan melihat sebuah proposal berjudul "saving the native language: bahasa indonesia".

dan saya tidak ingin menjadi saksi bagi anak-anak di daerah-daerah yang bahasa pertamanya adalah bahasa daerah/suku bukan bhs indonesia,
yang ketika mereka belum lagi genap berusia sekolah, tidak akan sempat merasakan belajar bahasa indonesia di sekolah.,
karena bahasa nasional tersebut telah dengan sukses digeser oleh bahasa asing yang dianggap lebih keren...

1 comment:

  1. apa sih yang punya kita yang tidak dijajah? selain bahasa?
    budaya? politik? ekonomi? kearifan lokal? makanan dan cara makan? norma? seni? lirik lagu? permainan anak? cara mendidik anak? kehidupan keluarga? cara bergaul?
    dan apa yang sudah kita lakukan untuk melindungi ke-Indonesia-an kita?
    keep writing sis....

    ReplyDelete