Pages

Sunday, March 9, 2008

All England, supporter dan pertatletan


"kalau set pertama kalah, aku gak mau nonton lagi lanjutannya" ujar ade, teman kos yang sering kugodain beberapa bulan terakhir seiring semakin seringnya aku beredar dikos2an saat pertandingan final antara pemain ganda campuran indonesia nova widiyanto dan lilyana natsir melawan pasangan china gao li dan cheng ho. beberapa teman kos termasuk aku sudah siap-siap menyaksikan laga satu-satunya perwakilan indonesia yang berhasil sampai ke final turnamen bulutangkis bergengsi all england yang dilaksanakan tiap dua tahun sekali dan selalu berlangsung di birmingham, inggris (ya iyalah di inggris, masak di singapore? klo itu sih namanya all singaporean dong).

semangat campur was-was, tentu saja kami pengennya indonesia yang menang, tapi liad lawannya dari china kayaknya bakalan berat deh. china emang gak ada matinya, generasinya sepertinya gak pernah putus, mulai dari jaman yang aku bisa mengingat yaitu alan-susi, rexy-ricky, abis itu agak tenggelam, sampai muncul taufik yang begitu menjanjikan di awal kemunculannya. sedangkan di bagian tunggal putri sepertinya masih mati suri, entah kapan kembali hidup di alam nyata yang sekarang. sejak bulutangkis indonesia memasuki masa2 batu batanya (artinya zaman agak suram, agak jauh dari zaman emas, perak dan perunggu). seperti yang diwas2kan, pemain china langsung melejit jauh, komentar dan lenguhan kecewa satu persatu mulai terdengar semakin banyak keluar dari mulut teman-teman, bersaing diantara teriakan-teriakan pemberi semangat. tapi keadaan membaik, pasangan indonesia gencar menyerang dan mengejar ketertinggalan angka mereka, dan komentar yang bergema pun semakin ramai, "mas nova cakep deh", "anak pak natsir nih emang jago banget", "ayo mas", "gitu dong", "bagus", "habisin", begitulah beberapa teriakan semangat yang keluar dari kami. khususnya aku, aku yang paling semangat berkomentar dan terus mendukung dengan suara paling rame dan diselingi banyak teriakan. aku memang kalau menonton pertandingan memberi dukungan seperti itu. kebiasaan dari rumah. walaupun tidak diantara anggota keluarga kami yang menjadi atlet sampai ke pelatnas (adekku pendi atlet taekwondo dikampusnya dan sudah mengikuti beberapa pertandingan tingkat daerah), keluargaku jarang melewatkan menonton pertandingan olahraga dimana indonesia bermain. sehingga akupun sukses mengembangkan skillku menjadi supporter yang punya semangat tinggi. kadang memang aku juga tidak sadar kalau teriakanku yang paling kencang. tapi itu malah membuatku senang. ketika aku betul-betul menyaksikan langsung suatu pertandingan, aku pikir aku bisa menjadi supporter yang baik dengan teriakanku yang kencang ini, hehe..

menonton pertandingan bulutangkis seperti all england ini benar-benar suatu hiburan bagiku. aku bahkan sampai lupa kram perut dan pegal-pegal yang melandaku seharian ini karena menstruasi. baru semenit yang lalu aku meringkuk diatas kasur mba yenny, meringis kesakitan atas sakit yang tidak bisa kutolak tiap kali pelanggan paling royal ini datang setiap bulan, tapi langsung terlupa begitu pasangan indonesia nova-lilyana mulai berlaga dan sampai partai terakhir dimainkan, ganda putra, sakit karena kram+pegel sudah tidak kurasakan menganggu lagi.

setiap kali selesai menonton suatu pertandingan olahraga, aku selalu membayangkan bahwa aku juga atlit olahraga itu. jadi aku sekarang sedang membayangkan diriku menjadi seorang atlet bulutangkis. bukan pertama kalinya aku membayangkan diriku sebagai atlet cabanga olahraga yang satu ini, tapi kali ini terasa beda karena aku membayangkan diriku menjadi atlet yang penuh sensasi. sensasi karena aku berupaya membuat bulutangkis sekelas dengan tenis, banyak sponsor, hadiah yang besar, sorotan kamera berlensa panjang yang selalu nongol dipinggir lapangan sepakbola liga itali maupun liga inggris, pemain-pemainnya yang juga menjadi bintang iklan produk yang akan mucul di majalah time di setiap musim yang berganti 4 kali dalam setahun. dengan harapan ini akan menjadi cambukan motivasi bagi anak-anak di indonesia untuk menjadi atlet bulutangkis. but again, the morning sun woke me up from my another silly dream, hehe...

kadang aku merasakan keinginan yang kuat untuk menjadi seorang atlet, dan parahnya kadang aku merasa bahwa aku akan menjadi a fine athelete jikalau itu benar-benar terjadi. masalahnya keluargaku tidak memiliki sejarah peratletan.. walaupun banyak dari om yang mendalami seni dan olahraga beladiri (karate dan silat), tidak ada iklim peratletan yang ditumbuhkan oleh kedua orangtuaku. aku baru belajar berenang ketika kelas 2 smp, itupun hanya 3 bulan. aku berhenti tepat seminggu sebelum pendaftaran kejuaran renang antar klub, yang pelatihku berencana untuk memasukkan namaku untuk ikut bertanding. kakakku lebih beruntung, belajar berenang selama 2 tahun, dr kelas 4 sd sampai kelas 6, sampai dia master duduk bersila dikolam kedalam 4 meter. bulutangkis tidak pernah diseriusi, anak-anak komplek baru ramai main bulutangkis ketika sedang musim pertandingan, jadi ketika malamnya menonton para pemain berlaga, keesokan paginya pemandangan disekitar komplek dipenuhi oleh orang-orang yang bermain tepok bulu itu. kalau tidak punya raket, maka alas kukusan atau tutup panci emak terpaksa disewa untu sementara. aku mulai lebih sering main bulutangkis ketika sma, haha, betapa telatnya dan tertutup sudah kemungkinan untuk menjadi atlet olahraga yang satu itu. aku termasuk orang yang cepat bisa suatu olahraga, tennis meja misalnya, aku hanya dicontohkan beberapa kali dan langsung bisa. tapi karena semuanya mulai terlambat, tidak ada yang jadi, aku hanya sekedar bisa, tidak ada yang istimewa.

kadang ada sesal kenapa tidak memulai mendalami olahraga itu sejak masih kecil, tapi aku tahu kondisi keluargaku saat itu tidak memungkinkan untuk mengarahkan dan memfasilitasi kami ke arah sana. yah, akhirnya harus kuberitahukan kepada diriku sendiri, peratletan is just not my thing. as simply as it is.

oh ya, hasil pertandingan, nova-lilyana kalah dalam pertandingan 3 set, hiks.. di tunggal putri, pemain non unggulan dari denmark tine rasmunsen menang atas peringkat 3 dunia dari china, lu lan. ganda putri dimenangkan oleh pasangan korea dengan 3 set juga atas pemain china. tunggal putra, all china final, yang menang.. gak ingat lagi, tapi dia ngalahin lin dan dalam 2 set. ganda putra all korean final, gak ngikutin sampai akhir karena kurang rame jadi bikin ngantuk, lagipula dah jam 1 pagi.

p.s. pelatih ganda putri korea cuma 1 orang dan masnya cakep dengan mata sipit dan lesung pipinya! hehe.. mengingatkan aku pada seorang teman yang kepadanya kutitipkan salamku kepada lumba-lumba.

No comments:

Post a Comment