Pages

Tuesday, June 2, 2009

emang nyaman hidup di Indonesia

kalimat itu saya kutip dari kalimat terakhir seorang senior sekaligus dosen saya. beliau sedang berada di jerman, pindah dari jogja sejak tahun 2007 karena mendapat panggilan untuk studi S3. karena mengambil objek studi yang sama dengan apa yang saya kerjakan di riau, kami kerap berkirim email-lewat facebook. terakhir aku tanyakan tentang anaknya, rafi, yang saya tahu, sangat senang mancing. dan ini jawaban senior saya itu:
"Rafi kemarin barusan mancing tapi ikan kertas :) 
kebetulan ada KIndertag,hari anak. 
disini mancing harus pakai licence :( 
emang nyaman hidup di Indonesia"

saya terharu membaca kalimat terakhirnya. pikiran saya melayang ke beberapa tahun silam saat melihat ibu homestay saya menghabiskan berpuluh-puluh dollar membeli bibit bunga yang saya tahu persis tetangga sebelah juga punya tanamannya. kenapa tidak minta saja ke tetangga? klo ibu saya pasti sudah dari kemarin-kemarin tukar-tukaran bibit bunga sama tetangganya. sungguh saya tidak habis pikir, sekaku ini kah para ibu-ibu di kompleks di negara itu? 

terkadang saya merasa jengah mendengar keluhan bernada sinis tentang indonesia, yang ternyata lebih sering saya dengar keluar dari mulut warganya (termasuk saya sendiri) . semrawut lah, gak beraturan lah, petugasnya gak ada yang benar lah, pemerintah gak becus, dll.

ok, di negeri ini memang masih ada petugas yang nerima uang saat razia di jalan-jalan. itu kenyataan dan memang memalukan. 

dan saya memang selalu ngeri setiap kali melihat jakarta yang sedang macet, hujan, air selokan berlimpahan ke jalan, suara2 klakson dan asap kendaraan yang mengepul. hiiii.. benar-benar gak berbentuk. 

tapi di negeri ini saya bisa menikmati ngobrol dengan tukang ojeg yang bercerita tentang banjir, tentang demo mahasiswa, tentang harga sembako yang terus saja naik meski harga bbm sudah turun, tentang jalan-jalan mana saja yang sering macet saat peak hour. dan hal-hal kecil lainnya yang simply, sangat berbau kehidupan. 

saya juga menikmati nongkrong di warung kaki lima, merindukan angkringan depan kampus tempat saya makan pisang goreng pake sambel pedess sambil baca komik . 

dan saya terhanyut dalam suka cita saat pertama kali menemukan jejak kaki harimau, jejak kaki gajah, jejak kaki tapir, mendengar suara nyanyian ungko.., satwa-satwa yang sebelumnya hanya bisa saya lihat dalam tayangan national geography. 

yang tidak terlupa tentu spice eksotis yang selalu membuat rindu merana ketika sedang jauh: petai, kincung, dan daun kemangi.

hmm memang benar.., there's no place like home

No comments:

Post a Comment