untuk mahasiswa S2, ekstrakulikuler apa ya yang pas untuk diikuti? hm pertanyaan yang sangat bagus namun sayang tidak dapat saya jawab langsung. bagaimana kalau menengok pengalaman saya?
karena dari SMP saya selaku ikutan organisasi sekolah atau ekstrakulikuler, maka kuliah di Uni Kent pun saya bertekad untuk masuk ekskul. waktu itu belum kebayang ya beban kuliah, well, sebenarnya udah sih cuma karena masih di bayangan belum kenyataan jadi masih saya tanggapi dengan santai. tidak tanggung-tanggung, saya daftar eskul olahraga memanah dan polo berkuda! romantisme cerita Robin Hood, Lord of the Ring dengan hutan dan para ksatria dengan panah atau pedang di tangan seakan menghipnotis saya dan ya mumpung di Inggris kenapa tidak dicoba sekalian? sayangnya, saya ternyata hanya berani sampai pendaftaran saja., hahaha.
klub polo berkuda. pertama, yang jelas saya belum pernah naik kuda seumur hidup. kalau naik gajah sih udah lumayan sering, tapi ga bisa disamain toh menunggang kuda dengan naik gajah. kedua, kuda di sini besar dan tinggi. kalau saya yang menunggangi, sudah pasti akan tampak seperti frodo si hobbit menunggang kuda dan mesti ada yang orang lain yang menemani, yang mengendalikan sang kuda dengan tali kekang. ketiga, biaya. jebule (ternyata) klub polo ini biayanya tinggi. untuk sesi 1 jam latihan, tiap mahasiswa bayar 30 Poundsterling. haduuh itu mahal sekali. sudah bisa ditebak yang membuat mahal adalah biaya perawatan kuda dan gaji instruktur. alhasil saya sukses mundur teratur. tidak ada yang perlu disesali, toh Kate Middleton juga ga ada tuh main polo berkuda tapi tetap kece., hehehe.. doi mah dari lahir emang sudah kece.
klub memanah. untuk klub memanah saya lebih optimis. meski saya juga ga ada pengalaman memanah sama sekali, seperti halnya berkuda, tapi saya merasa lebih yakin karena yang terpikir memanah pasti lebih mudah daripada berkuda. untuk klub memanah, ada sesi ujicoba. jadi buat mahasiswa baru yang tertarik dengan klub olahraga yang satu ini, bisa nyobain memanah dengan gratis. jadilah saya datang ke lapangan memanah di kampus pada suatu sabtu siang. sendiri aja. tadinya ngajak si Greg tapi dia masih ada urusan jadi ga bisa ikutan. tiba di lapangan, saya segera menemui beberapa orang yang saya perkirakan sebagai pengurus atau anggota klub. saya senyum dan menyapa "hi... I am a new student and I am interested to join the archery club. I was told to come to one of the tester sessions and here I am. what should I do what should I know?" saya berharap diberi penjelasan tentang klub ini dan sesi tester siang itu dan alat mana yang bisa saya pakai dan bagaimana cara pakainya dll dll. tapi alih-alih dapat penjelasan, saya malah ditinggal. si mbak dan si mas yang saya temui merespon saya dengan sungkan. si mbak minta si mas menjelaskan tapi si mas menolak dengan alasan capek., abis tu wuzz, dua orang itu pergi begitu saja. dan saya hanya bisa terpana melihat mereka pergi. lho kok saya ditinggal? apa karena saya kurang senyum atau kebanyakan senyum? apa karena bahasa inggris saya yang kurang jelas? (ya, saya cenderung kumur2 klo ngomong dlm bahasa Inggris) atau apa karena saya ga punya peralatan panah sendiri? atau karena saya orang Asia bukan bule? atau karena saya berjilbab? haduh susah jawabnya. lha ngapain juga dijawab, pertanyaannya kan bukan buat saya.
dan saya pun mengurungkan niat untuk mencoba olahraga yang dimata saya terlihat seksi itu. tapi saya tidak langsung pulang karena saya malah kenalan dengan mahasiswa asal Mauritius, namanya Imaan. kalau dalam Islam kita kenal Imaan sebagai pemimpin shalat berjamaah. tapi Imaan yang ini adalah mahasiswa tingkat pertama jurusan arsitektur. kebetulan Imaan punya peralataan sendiri dan dia memang dari kecil sudah berlatih memanah. tanpa saya minta, Imaan memperkenalkan saya pada busur, anak panah, dan bagaimana mengetahui ukuran peralatan yang pas untuk saya. tidak lupa dia berbagai tips, katanya, jangan beli peralatan memanah di Inggris, kualitasnya kurang begitu bagus. kalau mau yang bagus, beli di Perancis. saya menganggukkan kepala, tersenyum dan mengucapkan terima kasih padanya. ahh, ini yang namanya, kalau pintu yang satu tertutup, Tuhan akan membuka pintu yang lain. saya memang tidak jadi ikutan klub memanah (sayang soalnya jumper klubnya keren, hihi), tapi gantinya saya dapat teman yang kerap saya temui di kampus karena dan jurusan Imaan menggunakan gedung yang sama dengan jurusan saya, konservasi.
yaa akhirnya memang tidak satu klub olahragapun yang saya ikuti. kalau saya masih S1 mungkin tahun berikutnya saya akan coba lagi, tapi karena saya hanya punya jatah 1 tahun untuk menyelesaikan studi, saya tidak ngotot untuk musti bergabung di klub tertentu atau klub manapun karena yang terutama adalah studi saya. kalau ga masuk klub bukan berarti tidak lengkap statusnya sebagai mahasiswa S2. lagipula, ada banyak hal lain di kehidupan seorang mahasiswa. satu yang pasti adalah daftar bacaan pustaka yang menumpuk ;-)
No comments:
Post a Comment