sebuah frisbee kuning kami beli secara mendadak di toko buku gramedia demi menyukseskan sebuah game yang dijadwalkan oleh bang-kim-ro untuk game dipagi hari dalam rangkaian acara upgrading IFSA UGM akhir minggu kemarin. frisbee game ini memang aku yang ngusulin, karena anak-anak yang lain tidak ada usulan game. jadi dengan 19ribu rupiah, frisbee berpindah tangan dari shop staff gramedia ke tanganku.
penginapan yang cozy dan murmer dekat tlogo putri kaliurang itu pas banget untuk acara kali ini. dua materi sukses meluncur dengan tangan-tangan yang mengacung tak sabaran untuk bertanya pada sesi diskusi. sebagai imbalan untuk antusiasme anak-anak 2007 ini, panitia sudah menyediakan sebaki penuh ikan kerapu untuk dibakar. penuh perjuangan viko mencoba menyalakan bara di anglo, sampai kain lap milik penginapan harus dikorbankan demi memancing api menempel dibara-bara berwarna hitam legam itu. akhirnya setelah kurang lebih satu jam lamanya dan berbekal kipas hasil sobekan kardus air minum, warna merah mulai terlihat dibeberapa potong bara. semangat yang sempat turun langsung meluncur tinggi kembali dan empat ikan kerapu didaulat untuk menjadi ikan bakar shift pertama. pembagian tugas dimulai; aku, desta dan andre terus mengipasi bara sementara viko memoles sang ikan yang tengah berbaring terpanggang dengan mentega dan kecap. memasuki shift bakar kedua, vita dan lina yang melihat kami berempat bersiap menyantap ikan bakar shift pertama sebagai test drive, langsung berteriak untuk menunggu mereka menyiapkan sambelnya.
shift bakaran ikan selanjutnya berlangsung semakin cepat dan membuat anak-anak semakin excited. begitu sambel kecapnya datang, tanpa ba bi bu langsung digerubungi anak-anak yang memang sedari tadi sudah lapar mata. alat makan dipenginapan sangat minim, dan kami hanya memesan nasi bungkusan, alhasil kami tidak punya wadah untuk membagi sambel itu. entah sadar atau tidak, si lina mengambil frisbee kuning, dibaliknya dan dituangnya sambel kecap kedalamnya. aku terkesiap melihatnya, tidak bisa berkata apa-apa, tidak bisa membela sang frisbee., sementara lina memancarkan kepuasan karena merasa dirinya super jenius yang telah memecahkan kebuntuan permasalahan sambel yang terus ditarik kesana-kemari. berkat lina dengan frisbee kuningnya itu, kami tidak berjumpelan mengelilingi satu piring sambel, memberi ruang dan kelegaan untuk menyantap ikan kerapu bakar yang maknyus itu... hawa dingin kaliurang bahkan tidak sempat melintas dipikiran kami.
keesokan pagi, seperti yang telah dijadwalkan oleh bang-kim-ro, olahraga dan game pagi. kuambil frisbee yang masih tergelak dekat anglo bekas acara bakaran semalam, kucuci dan kuibas-ibaskan airnya. saatnya sang frisbee naik pangkat, kembali ke jabatannya semula. setelah menemukan tempat yang agak lapang, yang tidak lain adalah lapangan parkir tlogo putri, frisbee game pun dimulai. beberapa anak merasa aneh ketika melemparkan sang frisbee, dia melayang dengan aneh, meskipun demikian game tetap berlangsung dan membuat mereka ngos-ngosan. ditengah serunya game ini berlangsung, frisbee yang dilempar masuk ke halaman penginapan. butuh sekitar 6-7 menit untuk mendapatkannya kembali. tapi waktu 6-7 menit itu membawa dampak besar, anak-anak sudah kecapean mengejar frisbee. jadinya kami hanya main-main dengan frisbee itu.. semua lemparan melenceng dan meleset dari sasaran lempar. bahkan aku yang merasa paling menguasai plastik ceper ini bingung karena keahlianku menurun drastis. si viko yang penasaran lalu mengecek sang frisbee. tidak ada yang aneh. aku ikutan mengecek, memang tidak ada yang aneh, ini seperti frisbee pada umumnya. namun kemudian aku tertawa dan berkata, pasti ni frisbee jadi aneh dan eng ing eng karena semalam dijadiin wadah sambel. frisbee nya kepedesan! tawa anak-anak meledak menyetujui analisa yang paling masuk akal di pagi itu.
penginapan yang cozy dan murmer dekat tlogo putri kaliurang itu pas banget untuk acara kali ini. dua materi sukses meluncur dengan tangan-tangan yang mengacung tak sabaran untuk bertanya pada sesi diskusi. sebagai imbalan untuk antusiasme anak-anak 2007 ini, panitia sudah menyediakan sebaki penuh ikan kerapu untuk dibakar. penuh perjuangan viko mencoba menyalakan bara di anglo, sampai kain lap milik penginapan harus dikorbankan demi memancing api menempel dibara-bara berwarna hitam legam itu. akhirnya setelah kurang lebih satu jam lamanya dan berbekal kipas hasil sobekan kardus air minum, warna merah mulai terlihat dibeberapa potong bara. semangat yang sempat turun langsung meluncur tinggi kembali dan empat ikan kerapu didaulat untuk menjadi ikan bakar shift pertama. pembagian tugas dimulai; aku, desta dan andre terus mengipasi bara sementara viko memoles sang ikan yang tengah berbaring terpanggang dengan mentega dan kecap. memasuki shift bakar kedua, vita dan lina yang melihat kami berempat bersiap menyantap ikan bakar shift pertama sebagai test drive, langsung berteriak untuk menunggu mereka menyiapkan sambelnya.
shift bakaran ikan selanjutnya berlangsung semakin cepat dan membuat anak-anak semakin excited. begitu sambel kecapnya datang, tanpa ba bi bu langsung digerubungi anak-anak yang memang sedari tadi sudah lapar mata. alat makan dipenginapan sangat minim, dan kami hanya memesan nasi bungkusan, alhasil kami tidak punya wadah untuk membagi sambel itu. entah sadar atau tidak, si lina mengambil frisbee kuning, dibaliknya dan dituangnya sambel kecap kedalamnya. aku terkesiap melihatnya, tidak bisa berkata apa-apa, tidak bisa membela sang frisbee., sementara lina memancarkan kepuasan karena merasa dirinya super jenius yang telah memecahkan kebuntuan permasalahan sambel yang terus ditarik kesana-kemari. berkat lina dengan frisbee kuningnya itu, kami tidak berjumpelan mengelilingi satu piring sambel, memberi ruang dan kelegaan untuk menyantap ikan kerapu bakar yang maknyus itu... hawa dingin kaliurang bahkan tidak sempat melintas dipikiran kami.
keesokan pagi, seperti yang telah dijadwalkan oleh bang-kim-ro, olahraga dan game pagi. kuambil frisbee yang masih tergelak dekat anglo bekas acara bakaran semalam, kucuci dan kuibas-ibaskan airnya. saatnya sang frisbee naik pangkat, kembali ke jabatannya semula. setelah menemukan tempat yang agak lapang, yang tidak lain adalah lapangan parkir tlogo putri, frisbee game pun dimulai. beberapa anak merasa aneh ketika melemparkan sang frisbee, dia melayang dengan aneh, meskipun demikian game tetap berlangsung dan membuat mereka ngos-ngosan. ditengah serunya game ini berlangsung, frisbee yang dilempar masuk ke halaman penginapan. butuh sekitar 6-7 menit untuk mendapatkannya kembali. tapi waktu 6-7 menit itu membawa dampak besar, anak-anak sudah kecapean mengejar frisbee. jadinya kami hanya main-main dengan frisbee itu.. semua lemparan melenceng dan meleset dari sasaran lempar. bahkan aku yang merasa paling menguasai plastik ceper ini bingung karena keahlianku menurun drastis. si viko yang penasaran lalu mengecek sang frisbee. tidak ada yang aneh. aku ikutan mengecek, memang tidak ada yang aneh, ini seperti frisbee pada umumnya. namun kemudian aku tertawa dan berkata, pasti ni frisbee jadi aneh dan eng ing eng karena semalam dijadiin wadah sambel. frisbee nya kepedesan! tawa anak-anak meledak menyetujui analisa yang paling masuk akal di pagi itu.
No comments:
Post a Comment