aku selalu menikmati musim hujan, karena rasanya bumi terasa lebih kalem dan hangat. tapi sejak ngekos di swakarya no. 6, kenikmatan itu sedikit terusik. pertama karena teras rumah selalu tergenang, tiap kali hujan turun agak deras. sudah beberapa kali diperbaiki atap teras itu, tapi dasar rumah tua, tetap aja reyot. jadi, ya harus tetap menahan malu ketika teman datang berkunjung dan kena jebakan genangan air diteras. kalau cuma sampai teras sih masih aman, masih bisa tenang. nah, kalau dah mulai masuk ke dalam rumah, itu yang bikin tidak tenang.
aku pernah mendapati setengah rumah kos ini banjir waktu liburan menjelang hari raya idul fitri. waktu itu aku orang yang terakhir di kos, anak-anak lain sudah lebih dulu melenggang pulang ke kampung halaman masing-masing. aku pulang malam, dan kudapati air sudah masuk sampai ke kamarku! (kamarku berada di tengah). dengan panik kunaikkan semua barang-barang elektronik. komputer dan sound punya mas swiss yang kupinjam untung selamat. karena keadaannya kacau seperti kapal titanic yang mulai kemasukan air laut, jadilah tu air harus dikeluarkan. untung waktu itu aku diantar pulang mas swiss, jadilah kami berdua menguras air. gak banget deh... mana kami berdua sama-sama capek dan aku jelas sangat bt sama bapak kos karena tukang yang dijanjiin tuk benerin atap teras belum juga datang. besoknya, tu bapak kos ku telp dan aku komplain habis-habisan. anak-anak kos yang lain gak ada yang berani dengan tegas minta ke bapak kos, sampe akhirnya aku harus turun tangan, besoknya si tukang pun datang. itu masa yang lampau, kalau diingat masih bikin bt juga.
nah, musim hujan yang sekarang, meskipun air masih tetap menggenangi teras saat hujan deras, itu gak ada apa-apanya dibanding dengan serangan nyamuk! tahun ini serangan nyamuk betul-betul dahsyat. mereka makin banyak dan makin kuat. apesnya, aku ini termasuk golongan orang-orang yang sangat disukai nyamuk. kalau lupa masang anti nyamuk elektrik itu, habislah aku dijadiin bulan-bulanan oleh keluarga nyamuk. yang lebih heran lagi, akhir-akhir ini, para nyamuk kelihatan lebih kebal, walaupun anti nyamuk itu sudah kupasang, tapi mereka masih tetap bisa berseliweran, mendenging di atas kepalaku. duh, jangan-jangan ini nyamuk mutan. mereka sudah kebal dengan anti nyamuk yang ada saat ini. wahai, para produsen anti nyamuk, dosis racun nyamuknnya sudah saatnya dinaikkan nih...
yang kutakutkan bukan gigitannya yang selalu menimbulkan bintik merah nan gatal pada kulitku, tapi kalau-kalau nyamuk itu membawa virus demam berdarah atau cikunguya! hii.. serem. yang satu bisa menimbulkan kematian, yang satu lagi walaupun belum ada korban meninggal, tapi dia membuat orang lumpuh untuk sementara. namanya sakit itu gak ada yang enak, dan aku sangat berharap untuk tidak terjanggkiti virus apapun yang dibawa oleh nyamuk-nyamuk itu. pemerintah aja sudah berkoar-koar di TV, ngasih tau ada indikasi jumlah orang terjangkit DB dan Cikunguya bertambah, termasuk di Jogja.
berasa kok ada peningkatan jumlah nyamuk dari tahun sebelumnya. kenapa ya? rasanya sampah di kos2an selalu dibawa keluar jika sudah fully loaded. bak air juga sering diganti airnya (yang saat ku kuras, kuteriakkan sucker ke jentik-jentik nyamuk yang mencoba untuk berkembang), jadi dari mana datangnya nyamuk-nyamuk itu? well, kalau rasanya kita sudah cukup menjaga kebersihan dalam rumah, berarti nyamuk-nyamuk itu datangnya dari lingkungan sekitar tempat kita tinggal. tapi kalau kita yakin lingkungan kita juga sudah cukup bersih, tidak ada genangan-genangan tempat berkembangbiaknya nyamuk, berarti ini adalah akibat dari keseimbangan ekosistem yang terganggu. bisa jadi, predator alami nyamuk sudah jauh berkurang. mungkin waktu kita kecil dulu dan adek-adek kecil kita sekarang terlalu banyak membasmi cicak ya? dan akhirnya cicak yang seharusnya pengontrol alami jumlah nyamuk tidak dapat melaksanakan tugasnya karena jumlah mereka berkurang drastis sehingga tidak mampu lagi mengontrol jumlah nyamuk..
yang jelas, mari kita mengurangi perburuan terhadap cicak, lho kok? hehe. bukan ini ah maksudnya, maksudnya tuh, mari kita waspada terhadap nyamuk. pastikan semua bersih, pada bak penampungan air tidak ada jentik-jentik nyamuk. basmi sebanyak-banyaknya mereka agar mengurangi resiko kita terjangkit virus DB ataupun cikunguya.
aku pernah mendapati setengah rumah kos ini banjir waktu liburan menjelang hari raya idul fitri. waktu itu aku orang yang terakhir di kos, anak-anak lain sudah lebih dulu melenggang pulang ke kampung halaman masing-masing. aku pulang malam, dan kudapati air sudah masuk sampai ke kamarku! (kamarku berada di tengah). dengan panik kunaikkan semua barang-barang elektronik. komputer dan sound punya mas swiss yang kupinjam untung selamat. karena keadaannya kacau seperti kapal titanic yang mulai kemasukan air laut, jadilah tu air harus dikeluarkan. untung waktu itu aku diantar pulang mas swiss, jadilah kami berdua menguras air. gak banget deh... mana kami berdua sama-sama capek dan aku jelas sangat bt sama bapak kos karena tukang yang dijanjiin tuk benerin atap teras belum juga datang. besoknya, tu bapak kos ku telp dan aku komplain habis-habisan. anak-anak kos yang lain gak ada yang berani dengan tegas minta ke bapak kos, sampe akhirnya aku harus turun tangan, besoknya si tukang pun datang. itu masa yang lampau, kalau diingat masih bikin bt juga.
nah, musim hujan yang sekarang, meskipun air masih tetap menggenangi teras saat hujan deras, itu gak ada apa-apanya dibanding dengan serangan nyamuk! tahun ini serangan nyamuk betul-betul dahsyat. mereka makin banyak dan makin kuat. apesnya, aku ini termasuk golongan orang-orang yang sangat disukai nyamuk. kalau lupa masang anti nyamuk elektrik itu, habislah aku dijadiin bulan-bulanan oleh keluarga nyamuk. yang lebih heran lagi, akhir-akhir ini, para nyamuk kelihatan lebih kebal, walaupun anti nyamuk itu sudah kupasang, tapi mereka masih tetap bisa berseliweran, mendenging di atas kepalaku. duh, jangan-jangan ini nyamuk mutan. mereka sudah kebal dengan anti nyamuk yang ada saat ini. wahai, para produsen anti nyamuk, dosis racun nyamuknnya sudah saatnya dinaikkan nih...
yang kutakutkan bukan gigitannya yang selalu menimbulkan bintik merah nan gatal pada kulitku, tapi kalau-kalau nyamuk itu membawa virus demam berdarah atau cikunguya! hii.. serem. yang satu bisa menimbulkan kematian, yang satu lagi walaupun belum ada korban meninggal, tapi dia membuat orang lumpuh untuk sementara. namanya sakit itu gak ada yang enak, dan aku sangat berharap untuk tidak terjanggkiti virus apapun yang dibawa oleh nyamuk-nyamuk itu. pemerintah aja sudah berkoar-koar di TV, ngasih tau ada indikasi jumlah orang terjangkit DB dan Cikunguya bertambah, termasuk di Jogja.
berasa kok ada peningkatan jumlah nyamuk dari tahun sebelumnya. kenapa ya? rasanya sampah di kos2an selalu dibawa keluar jika sudah fully loaded. bak air juga sering diganti airnya (yang saat ku kuras, kuteriakkan sucker ke jentik-jentik nyamuk yang mencoba untuk berkembang), jadi dari mana datangnya nyamuk-nyamuk itu? well, kalau rasanya kita sudah cukup menjaga kebersihan dalam rumah, berarti nyamuk-nyamuk itu datangnya dari lingkungan sekitar tempat kita tinggal. tapi kalau kita yakin lingkungan kita juga sudah cukup bersih, tidak ada genangan-genangan tempat berkembangbiaknya nyamuk, berarti ini adalah akibat dari keseimbangan ekosistem yang terganggu. bisa jadi, predator alami nyamuk sudah jauh berkurang. mungkin waktu kita kecil dulu dan adek-adek kecil kita sekarang terlalu banyak membasmi cicak ya? dan akhirnya cicak yang seharusnya pengontrol alami jumlah nyamuk tidak dapat melaksanakan tugasnya karena jumlah mereka berkurang drastis sehingga tidak mampu lagi mengontrol jumlah nyamuk..
yang jelas, mari kita mengurangi perburuan terhadap cicak, lho kok? hehe. bukan ini ah maksudnya, maksudnya tuh, mari kita waspada terhadap nyamuk. pastikan semua bersih, pada bak penampungan air tidak ada jentik-jentik nyamuk. basmi sebanyak-banyaknya mereka agar mengurangi resiko kita terjangkit virus DB ataupun cikunguya.
No comments:
Post a Comment