Siang ini saya berada di kantor masa depan saya dan sedang bercakap bertiga dengan Mas Wedha dan Pak Harjono Arisman (AH). Dari percakapan kami itu, ada 2 quotes yang membuat saya tertohok sebagai seorang yang berlatar pendidikan Kehutanan dan sekian tahun berkecimpung di dunia Konservasi.
Quote #1
Pak AH: Kita di perusahaan sejak awal membangun konsesi/site sudah menempatkan orang-orang di lapangan. Awalnya hanya pakai tenda terpal berwarna biru, baru pindah ketika camp sudah selesai dibangun. Kementerian Kehutanan malah ga ada orang-orangnya yang tinggal di lapangan. Taman Nasionalnya dimana tapi kantornya malah di kota, paling dekat ya di kota kabupaten/kecamatan. Gimana mau menjaga hutannya kalau orang kehutanannya tidak berada di dalam hutan?
Quote #2
Pak AH: Di Thailand saya lihat gajah-gajahnya sehat dan gemuk, senang melihatnya. Tapi melihat gajah di Indonesia saya malah sedih karena terlihat kurang terawat.
Saya: Wajar Pak di Thailand seperti itu karena perlindungan gajah di bawah Raja langsung jadi semua orang menghormati karena Raja sangat dihormati oleh masyarakat Thailand. Sedangkan di Indonesia, perlindungan gajah hanya berada di bawah Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) yang di atasnya masih panjang, ada Dirjen PHKA sebelum Menteri Kehutanan. Jadi secara politis perlindungan gajah di Indonesia tidak sekuat di Thailand.
Pak AH: Saya kira bukan itu saja yang menentukan. Yang lebih penting bagaimana masyarakat memandang dan menghormati keberadaan gajah. Sama halnya dengan setiap karyawan/staff yang memahami tugas dan tanggungjawabnya atas posisi yang diberikan.
Walk the Talk... jangan hanya talk and talk and talk
Memang perlu sesekali kita berada di luar tempurung kita, agar dapat melihat dunia di luar tempurung kita tersebut, dan tentunya dapat melihat dengan lebih obyektif tempurung kita dari mata yang lain.
Quote #1
Pak AH: Kita di perusahaan sejak awal membangun konsesi/site sudah menempatkan orang-orang di lapangan. Awalnya hanya pakai tenda terpal berwarna biru, baru pindah ketika camp sudah selesai dibangun. Kementerian Kehutanan malah ga ada orang-orangnya yang tinggal di lapangan. Taman Nasionalnya dimana tapi kantornya malah di kota, paling dekat ya di kota kabupaten/kecamatan. Gimana mau menjaga hutannya kalau orang kehutanannya tidak berada di dalam hutan?
Quote #2
Pak AH: Di Thailand saya lihat gajah-gajahnya sehat dan gemuk, senang melihatnya. Tapi melihat gajah di Indonesia saya malah sedih karena terlihat kurang terawat.
Saya: Wajar Pak di Thailand seperti itu karena perlindungan gajah di bawah Raja langsung jadi semua orang menghormati karena Raja sangat dihormati oleh masyarakat Thailand. Sedangkan di Indonesia, perlindungan gajah hanya berada di bawah Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) yang di atasnya masih panjang, ada Dirjen PHKA sebelum Menteri Kehutanan. Jadi secara politis perlindungan gajah di Indonesia tidak sekuat di Thailand.
Pak AH: Saya kira bukan itu saja yang menentukan. Yang lebih penting bagaimana masyarakat memandang dan menghormati keberadaan gajah. Sama halnya dengan setiap karyawan/staff yang memahami tugas dan tanggungjawabnya atas posisi yang diberikan.
Walk the Talk... jangan hanya talk and talk and talk
Memang perlu sesekali kita berada di luar tempurung kita, agar dapat melihat dunia di luar tempurung kita tersebut, dan tentunya dapat melihat dengan lebih obyektif tempurung kita dari mata yang lain.
No comments:
Post a Comment