siapa, aku? heheh bukan, tapi adekku, pendi, si bungsu dan satu2nya anak laki diantara kami bertiga. begitu tiba di rumah, aku langsung ditodong mom untuk siap2 acara lamaran setelah lebaran nanti. keluarga kami sebenarnya hanya 50% Bugis yaitu dari ayah yang berasal dari Bugis Bone, 50% nya lagi adalah dari ibu yang berdarah campuran empat keturunan sekaligus, macam nasi campur gitulah, hehe: Minang (Bukittinggi)-Persia/Iran dari papi dan Sunda (Kuningan)-Tiongkok dari mami. tapi untuk menghormati silva, calon istri pendi dan keluarganya yang 100% asli Bugis, maka mulai dari lamaran dan insyaallah akad nikah nanti dilakukan dalam adat bugis.
saya ga punya gambaran lamaran nanti itu seperti apa, apalagi lamaran atau mappatudada dalam adat bugis. waktu kakak saya nikah dulu, saya hadir pas nikahannya saja sedang lamaran saya lewatkan karena saya berada di jogja. karena suami kakak dari surabaya dan keluarga kami campuran dari berbagai suku, kakakku memilih resepsi nikahnya dalam adat minangkabau. saya juga melewatkan keseluruhan proses lamaran dan pernikahan om yang menyunting perempuan bugis karena saya saat itu sedang mengikuti training di seattle, jadilah saya buta dengan hal-hal terkait lamaran ini.
mom yg elegan |
karena ini yang pertama kali buat saya, proses lamaran pendi ini sukses membuat saya tertegun.., betapa sesuatu banget! *kaget ala syahrini* hahah. untuk lamaran saja setidaknya ada hantaran 6 jenis kue tradisional yaitu kue sero-sero, bannang-bannang, waje/wajik, dodol, cucur te'ne, dan onde-onde. masing-masing dari kue ini memiliki arti atau harapan, misalnya dodol; karena kue ini lengket jadi ini melambangkan harapan agar pasangan senantiasa "lengket" a.k.a mesra. kue-kue ini tidak masalah karena sangat mudah mendapatkannya di pasar tradisional. tapi yang jadi masalah, lamaran pendi dilakukan tanggal 3 september, hanya 2 hari setelah lebaran idul fitri, dan pada saat itu pasar-pasar masih sepiiiii... penjualnya masih pada liburan di kampung. oaalllaalalala. beberapa pasar di kota Makassar dan daerah sekitar seperti sungguminasa yang kami kunjungi betul2 kosong. jangankan yg menjual kue-kue, yang menjual sembako pun tidak ada. semua kios masih tutup. akhirnya kami pindah menyisir ke Somba Opu, daerah pusat souvenir Sulawesi Selatan. kami berhasil dapatkan 3 diantara 6 jenis kue yg disyaratkan. sedangkan sisanya kami peroleh malam harinya berkat hubungan baik tante kami dengan tetangganya yang bersedia membuatkan kue-kue tersebut. ini yang namanya alhamdulillah yah *syukur ala syahrini* :-)
sebenarnya pendi tidak dibolehkan oleh para puang (orang tua) untuk menyetir ke Bulukumba, kediaman keluarga silva, karena menurut kepercayaan itu tidak bagus. tapi ya mau gimana lagi, kami kekurangan orang yang bisa bawa mobil dengan sah. om-om sih pada bisa nyetir tapi pada ga punya SIM A karena memang ga pernah diurus, hahah. perjalanan ke bulukumba yang kami tempuh kurang lebih 6 jam terasa jauh sangat bagiku. untungnya perjalanannya menyenangkan karena adekku ini selaluuu saja punya cerita yang membuat kami tertawa. asli kocak banget kalau dia sudah ada diantara kami. hmm, i guess thats why it so easy to love and miss him, orangnya ngageni karena dia juga humoris.
kami berhenti untuk shalat ashar di daerah Jeneponto dan guess what? ada buah TALA!! huaaaa... rasanya seperti blast from the past! aku senang banget soalnya ini buah yang sering dibeliin papi waktu aku masih kecil dulu. buah tala berasal dari pohon lontar yang di zaman dahulu sangat diandalkan karena saat itu kertas belum tersedia sehingga setiap kejadian atau peristiwa dicatat di lembar-lembar daun pohon lontar. naskah La Galigo, karya sastra (epos) yang sangat berharga dari Sulawesi Selatan itu juga dicatat di lembaran daun lontar. kembali ke buah tala. buah tala yang paling bagus adalah yang masih lembut kulitnya menandakan daging buah juga lembut. jangan pilih yang kulitnya tebel atau keras ya karena dijamin tuh gigi pasti musti berjuang untuk menggigit daging buah yang sudah keras. kenapa aku suka buah tala? ya karena enak! hahah. yang jelas buah tala ini rasanya sedikit manis dan seger banget. bagi sebagian orang rasanya mungkin kurang menarik tidak seperti buah durian yang serba kenceng bau dan rasanya itu dan cenderung hambar. tapi bagiku sih buah tala selalu enak, hehe.
acara lamaran di mulai tepat jam 9 pagi. bosara-bosara cantik sudah tersusun rapi di tengah ruangan. yang khas dari adat pernikahan Bugis ini adalah adanya pa'nai atau 'setoran' dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan untuk acara akad nikah dan resepsi di kediaman perempuan. besaran pa'nai biasanya sudah disepakati oleh keluarga inti kedua pihak sebelum acara lamaran ini. jadi sudah melalui proses negosiasi lah. kalau dulu aku dengar cerita-cerita tentang pa'nai itu selalu serem, bahkan hanya karena besaran pa'nai dianggap kurang, lamaran laki-laki bisa langsung ditolak begitu saja, hadueeh. tapi sekarang kan zamannya sudah berbeda. sebisa mungkin adat di pertahankan sebagai bagian dari kekayaan budaya kita tapi tidak untuk menyulitkan. jadi, para laki-laki non bugis jangan langsung mundur ya kalau ingin memperistri perempuan bugis, hihihih.
di kesempatan ini juga diserahkan paseo yang berarti pengikat. paseo ini berupa cincin emas yg biasanya sih minimal berat 3 gr. nah, kalau maharnya berupa seperangkat perhiasan emas, untuk cincin aja total ada 3 cincin yang musti disiapin; cincin paseo, cincin nikah dan cincin mahar. dengan harga emas saat ini yang berada disekitar harga 550ribu per gram jadinya ehhmmmmm...... hitung sendiri ajalah., hahahah. yang jelas namanya nikah namanya punya hajatan biasanya musti nyiapin modal besar. tapi kata teman2ku ga usah khawatir. ntar modalnya bisa balik kok dari isi amplop undangan, ehmm aamiiinn. klo memang bisa seperti itu sih Alhamdulillah yaah...*syahrini mode on teteup* hihih.
with silva, two beauties :-) |
well, lamaran beres dan sekarang tinggal menyiapkan acara pernikahan pendi di pertengahan bulan November nanti. good luck ya, mom, ayah, tante dan om! maaf aku cuma bisa bantu dari jauh. semoga lancar semua dan diberi kemudahan oleh Allah Swt., aamiiiin ya rabbalalamiin.
kalo dodol bisa bikin lengket, trus onde-onde bisa bikin apa jeng?
ReplyDeleteselamat deh, ntar lagi punya keponakan baru. tinggal nunggu (di)lamarannya si tante :D