bagi saya adalah yang paling menarik dan menakjubkan disepanjang 25 tahun hidup saya. sejak awal, ketiga pasangan capres-cawapres sudah mengobarkan bendera perang masing-masing. media, blog, forum, bahkan lantai 3 di kantor saya pun ramai memperbincangkan, mengelu-elukan, terkadang menghujat setiap pasangan. saya menikmati semua perdebatan-perdebatan itu. yang pro SBY-Boediono, pendukung JK-Wiranto, yang setia dengan Mega-Prabowo, dan penikmat Golput. fantastis!!
pemilu tahun ini adalah pemilu kedua saya. yang pertama tentu saja pemilu 2004. bersama teman-teman kos 844, saya memilih di TPS yang jaraknya hanya 10 meter dari rumah kos. yang saya pilih tidak menang. sedih juga sih. berharap negeri ini akan lebih baik dengan pemimpin pilihan saya. tapi mau ngomong apa, pasangan itu langsung keok di putaran pertama. ya sudah, saya ikhlaskan saja dan berdoa semoga inilah yang terbaik. sayang, selama 5 tahun ini, rasanya pemimpin yang ada membuat negeri ini semakin mudah 'diinjak-injak' oleh negeri lain.
pemilu kedua ini sebenarnya saya sambut dengan penuh semangat. tapi akhirnya saya harus kembali ikhlas karena pada pemilu ini saya tidak dapat memberikan suara saya yang hanya bernilai 1 itu. baik ktp maupun paspor saya keluaran jogjakarta, sementara saat ini saya tinggal di pekanbaru. terpaksa merelakan suara saya tidak untuk pasangan manapun.
dan saat ini, kurang lebih 3 jam lagi menuju hari pencontrengan, saya kok rasanya deg-degan dan cemas ya? saya masih betah duduk di kantor yang sudah semakin senyap ditinggalkan para penghuninya.
gila ya pemilu ini, cuma sehari tapi dampaknya lima tahun! pantas bikin aku deg-degan padahal gak bisa milih. yaah... siapapun yang menang nanti, semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah. dan yang kalah semoga tidak lantas luntur kecintaan dan komitmennya untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa.
above all, saya cukup bersyukur, meski dengan kekurangan sana-sini, masih bisa punya pemerintahan yang stabil 5 tahun belakangan ini dan sekarang sedang bersiap untuk sebuah 'pesta' demokrasi. bandingkan dengan thailand yang perdana menterinya bolak-balik ganti. atau irak yang disaat sebagian negara di bumi ini tidak perlu lagi menelan pil pahit dari penjajahan, masih terkungkung oleh sebuah invasi yang dipaksakan.
I Love my country... seperti halnya sebuah musyawarah, apapun hasilnya, kita sebagai anggota musyawarah haruh menjalankan hasil musyawarah dengan ikhlas: siapapun presidennya. tapi kalo presidennya macam-macam... jitak aja rame2 heheheee....
ReplyDelete