saya sebenarnya sangat menyukai aktivitas saya.
siapa sih yang tidak akan mensyukuri jika memiliki aktivitas harian yang sesuai dengan hasrat dan minat? ya, saya beruntung dalam hal ini, dan karenanya saya bersyukur.
tapi dalam beberapa bulan terakhir saya temukan beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman.
mungkin bukan sesuatu hal yang prinsip (bagi beberapa orang), tapi saya kecewa.
pada posisi tertentu, bukannya memberi arahan atau membantu mencari solusi, saya malah sedikit diancam. mentang2 saya anak baru...
saya trauma terhadap janji. janji apapun itu. tapi seringnya saya masih terkecoh dan mempercayai suatu janji begitu saja.
suatu hari di akhir tahun, seseorang memberikan janjinya..,
"saya akan support kamu... ini dan itu... "
tidak lama berselang, janji orang tersebut saya tagih.
mengharap kalimat yang sama seperti diucapkan pada saya tempo hari, saya sedikit santai.
ternyata saya terkecoh lagi!
alih-alih membantu, saya malah disuruh mencari sendiri tutup lubangnya.
meski bertanya-tanya dalam hati, saya kerjakan saja.
syukur tak terkira, ada yang bersedia memberikan sedikit bintangnya.
sebenarnya saya kecewa karena terpedaya sekali lagi oleh janji. tapi saya juga bersyukur, ada satu lagi pelajaran berharga yang saya dapatkan. pelajaran kecil, tapi saya yakin sangat berarti.
lembar-lembar penentu keberadaan saya disini, saya biarkan tetap dalam laci. ntah sudah berapa lama mereka teronggok di sana. berdiam dalam gelapnya laci ukuran 50cmx50cm, bersama peta-peta cuplikan bumi.
biar saja.
karena lembar2 tersebut, saya jadi susah tidur.
bukan karena isinya., tapi pada sikap orang yang memiliki otoritas atas mereka.
yang menunjukkan ketakutan.,
yang menurut saya lucu dan tidak seharusnya.
terlebih jika ditunjukkan secara frontal.
saya sebenarnya mengharapkan bimbingan.,
tapi jika harus situasi yang mengambil alih tugas itu,
baiklah.
akan saya tunggu perkembangannya.
siapa sih yang tidak akan mensyukuri jika memiliki aktivitas harian yang sesuai dengan hasrat dan minat? ya, saya beruntung dalam hal ini, dan karenanya saya bersyukur.
tapi dalam beberapa bulan terakhir saya temukan beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman.
mungkin bukan sesuatu hal yang prinsip (bagi beberapa orang), tapi saya kecewa.
pada posisi tertentu, bukannya memberi arahan atau membantu mencari solusi, saya malah sedikit diancam. mentang2 saya anak baru...
saya trauma terhadap janji. janji apapun itu. tapi seringnya saya masih terkecoh dan mempercayai suatu janji begitu saja.
suatu hari di akhir tahun, seseorang memberikan janjinya..,
"saya akan support kamu... ini dan itu... "
tidak lama berselang, janji orang tersebut saya tagih.
mengharap kalimat yang sama seperti diucapkan pada saya tempo hari, saya sedikit santai.
ternyata saya terkecoh lagi!
alih-alih membantu, saya malah disuruh mencari sendiri tutup lubangnya.
meski bertanya-tanya dalam hati, saya kerjakan saja.
syukur tak terkira, ada yang bersedia memberikan sedikit bintangnya.
sebenarnya saya kecewa karena terpedaya sekali lagi oleh janji. tapi saya juga bersyukur, ada satu lagi pelajaran berharga yang saya dapatkan. pelajaran kecil, tapi saya yakin sangat berarti.
lembar-lembar penentu keberadaan saya disini, saya biarkan tetap dalam laci. ntah sudah berapa lama mereka teronggok di sana. berdiam dalam gelapnya laci ukuran 50cmx50cm, bersama peta-peta cuplikan bumi.
biar saja.
karena lembar2 tersebut, saya jadi susah tidur.
bukan karena isinya., tapi pada sikap orang yang memiliki otoritas atas mereka.
yang menunjukkan ketakutan.,
yang menurut saya lucu dan tidak seharusnya.
terlebih jika ditunjukkan secara frontal.
saya sebenarnya mengharapkan bimbingan.,
tapi jika harus situasi yang mengambil alih tugas itu,
baiklah.
akan saya tunggu perkembangannya.
Hahahaha saya juga pernah merasakan hal yang sama dan tetap menjalani hal tersebut hingga sekarang dengan kalimat yang sama pula "saya akan support kamu... ini dan itu..." .
ReplyDeleteHanya dengan senyum dan impian akan cita-cita makanya kita masih bisa bertahan!