Tanggal 5 Mei 2016 lalu saya telah menikah dengan laki-laki pilihan saya, namanya Cipu. Pernikahan kami dilangsungkan di kota kelahiran saya yaitu di Ujung Pandang atau Makassar, Sulawesi Selatan. Berhubung ibu saya masih lumayan dominan darah Minangkabaunya, maka pernikahan, setidaknya resepsi anak-anak Ibu selalu memakai adat Minang.
Pernikahan adat Minang ataupun Bugis cukup populer mengingat kedua suku ini cukup luas gaungnya di Nusantara. Namun yang saya ingin ceritakan disini adalah pengalaman saya mulai dari pesan undangan, tempat, baju pengantin, dll di Makassar. Saya mulai dengan venue alias tempat resepsi ya.
Seandainya saya berada di Makassar mungkin akan lebih mudah ya untuk mengatur segala keperluan menikah. Sayangnya baik saya dan pasangan sama-sama bekerja di Jakarta, sehingga kami harus bisa mengatur keperluan menikah kami dari Jakarta. Mengapa mengurus sendiri? alasannya karena saya pernah berjanji kepada ibu saya bahwa ketika saya menikah, saya tidak ingin kedua orangtua menjadi repot; repot ngurus ini itu dan terutama repot soal biaya!
Saya sempat kesulitan mencari tempat atau venue tempat resepsi. Coba cari-cari referensi dari blog walking, ngulik2 Bridestory dan Bridedept, tetap juga tidak mendapat informasi yang cukup untuk saya dan pasangan memesan ini dan itu dari Jakarta. Beberapa hotel di Makassar seperti Hotel Grand Clarion, Hotel Horison, Hotel Aston biasanya menyediakan Paket Wedding. Namun bagi kami yang tak kalah penting tentunya adalah membaca pengalaman atau ulasan dari para pengantin yang telah menggunakan venue tersebut. Sayangnya mencari ulasan-ulasan itu sungguh sulit. Apakah para pasangan yang menikah di Makassar jarang menuliskan pengalamannya atau karena tidak sempat saja?
Anyway, saya dan pasangan mulai mencari beberapa calon vendor dengan cara:
1. Cari di google, tentu saja, dengan kata kunci, "paket wedding di Makassar".
2. Dari mesin pencari google yang paling banyak ketemu adalah berita tentang event wedding package expo.
3. Di Makassar ternyata wedding package expo hampir setiap tahun ada dan yang paling sering jadi host atau pihak penyelengara adalah Hotel Makassar Garden.
4. Saya bertugas mencari kontak informasi hotel, Cipu bertugas menghubungi hotel-hotel tersebut untuk mendapatkan informasi tentang paket wedding yang mereka miliki.
5. Pengecekan secara langsung ke vendor-vendor hotel kami lakukan ketika kami di Makassar untuk acara lamaran.
Syarat yang kami tetapkan untuk setiap venue yang kami nilai potensial adalah:
1. Lokasi strategis - dapat dijangkau oleh kendaraan umum maupun pribadi dan tersedia tempat parkir.
2. Hotel vs Gedung Serbaguna. Lebih pilih Hotel karena durasi pemakaian bisa lebih lama dibanding Gedung yang rata-rata maksimal 3 jam saja. Kelebihan Hotel yang lain ada lobby yang dapat dipakai untuk ruang tunggu sebelum masuk ke ballroom nya. Juga biasanya mereka ngasih kamar gratis untuk pengantin dan keluarganya. Alasan terakhir lebih milih hotel dibanding gedung karena ibu saya lebih suka kalau acaranya di hotel, katanya sih AC nya lebih dingin, hahah.
3. Ballroom terletak di lantai dasar dan cukup lega untuk menampung tamu 400-500 undangan agar tidak menyulitkan orang tua atau tamu yang harus menggendong anak atau kesulitan berjalan, dan tamu semuanya dapat kesempatan untuk duduk, artinya vendor harus menyediakan kursi yang cukup banyak agar tamu tidak perlu berdiri terutama ketika makan. Saya kurang setuju jika makan dilakukan sambil berdiri, terlebih agama yang saya anut juga mengajarkan bahwa makan sebaiknya dilakukan sambil duduk. Lagi pula saya kasihan lihat orangtua atau anak-anak yang harus makan sambil berdiri, apalagi kalau ada yang harus sampai melantai karena tidak kebagian tempat duduk.. duh (kebetulan pernah melihat adegan ini di salah satu acara resepsi yang saya hadiri).
4. Harga: budget kami adalah Rp. 100-120ribu per pax all in one. Artinya biaya sewa gedung, dekorasi, makanan, kursi, musik/hiburan, pajak, dll sudah termasuk dalam biaya paketnya. Pertimbangan kami kenapa pilih paket all inclusive karena saya dan pasangan tidak selalu ada di Makassar jadi tidak punya keleluasaan waktu untuk ngecek dan pilih ini itu. Dengan kisaran budget yang kami sediakan itu, kami cukup tahu diri untuk tidak mengecek Hotel-Hotel yang masuk kategori high class atau bintangnya banyak seperti Hotel Aryaduta/Horison, Novotel, dan Clarion.
5. Tersedia fasilitas untuk akad nikah tanpa biaya tambahan atau ada biaya namun minimalis.
Saya inginnya akad nikah dan resepsi dilakukan di venue yang sama, sehingga menghemat biaya, hemat waktu tempuh dari Sungguminasa (rumah orangtua) - venue (perjalanan jika lancar 20-25 menit), juga hemat tenaga. Pertimbangan saya jika akad nikah diadakan di rumah, seperti kebanyakan akad nikah diadakan di rumah orangtua calon perempuan; selain harus menyiapkan dekorasi, makanan, izin keramaian, dll., juga musti siap2 beberes setelah acara selesai. Untuk biaya masih bisalah ditanggulangi, tapi yang saya sangat hindari adalah urusan repot dan stress nya kedua orangtua saya pra dan pasca acara. Orangtua saya belum setuju dengan ide menggabungkan akad nikah dan resepsi di tempat resepsi, terutama ibu yang memegang prinsip bahwa akad seyogyanya dilakukan di rumah orangtua pengantin perempuan.
Venue:
#1. Hotel Makassar Garden
Pros:
+ Lokasi: Hotel ini terletak di pinggir pantai losari. Setiap lewat pantai losari pasti akan melewati Hotel ini dan mudah diidentifikasi serta mudah diingat karena atap rumah tongkonan yang sangat khas. Dari sisi lokasi Hotel ini cukup strategis dan akan mudah untuk ditemukan sekalipun bagi pendatang atau orang-orang yang tidak tinggal di Makassar.
+ Harga Paket Wedding: Dari sisi harga juga masih masuk ke budget kami. Mereka menawarkan tiga pilihan; Paket Crystal, Paket Ruby, dan Paket Royal Wedding. Kami juga dikirimkan beberapa foto dari acara pernikahan yang telah dilangsungkan di Hotel ini.
- Kemudahan komunikasi: Yang kami suka dari Hotel ini adalah pihak marketingnya sangat responsif. Cipu cukup telepon sekali dan komunikasi seterusnya dilakukan via email.
Cons:
- Tampilan luar dan dalam Hotel: Dari luar kondisi hotelnya tampak sedikit menyedihkan; minim tanaman, tampak ada sampah, plang hotel dalam kondisi sudah saatnya diganti, teras dan pintu masuk hotel tanpa dijaga bellboy, serta area parkir kendaraan tamu sangat terbatas. Di bagian dalam, warna interiornya kurang memberi semangat, pun lampu juga tidak banyak sehingga terkesan sedikit redup. - Ballroom terletak di lantai 2 yang hanya bisa diakses melalui tangga: Untuk menuju ke ballroom hanya ada tangga. Jadi kepikir kalau tamunya orang tua dan sudah sulit untuk jalan, kasihan dong kalau harus naik tangga.
- Parkir tersedia di halaman Hotel, namun tampaknya tidak dapat menampung banyak dan selebihnya akan menggunakan sisi/bahu jalan umum.
Keputusan kami: cari vendor lain. Ayah dan Ibu saya yang turut menemani kami mengecek venue juga tidak merekomendasikan hotel ini.
#2. Hotel Singgasana
Pros:
+ Lokasi: Hotel ini terletak di Jl. Kajaolalido, dua blok dari Pantai Losari, satu blok dari pusat oleh-oleh Sombaopu. Dari Hotel ke Pantai cukup jalan kaki kurang lebih 5-7 menit. Lokasi termasuk cukup strategis dan tidak sulit untuk ditemukan, baik yang tinggal di Makassar maupun pendatang. Hotel ini sebelumnya bernama Hotel Marannu City dan setelah dilakukan renovasi oleh pemilik baru, namanya pun berganti menjadi Hotel Singgasana. Parkir ada di halaman Hotel dan mereka bisa extend ke halaman parkir gedung sebelah jika acara dilakukan pada hari libur.
+ Harga Paket Wedding: awalnya kami hanya mendapatkan harga paket Tahun 2015 sedangkan harga 2016 belum diluncurkan (kami survei bulan Januari) dan kebetulan Tim Marketing mereka sedang ada acara di luar. Tapi tidak mengapa, staff hotel yang menemani kami kala itu memberikan informasi yang cukup jelas kepada kami. Untuk harga kami diminta mengantisipasi kenaikan Rp. 10ribu-15ribu per pax untuk ketiga paket yang mereka tawarkan: Prince, Queen, dan King. Untuk menu, fasilitas paket dan harga yang ditawarkan, masih masuk ke dalam budget kami.
+ Ballroom terlelak di lantai dasar jadi tidak perlu naik tangga atau antri lift/elevator. Lokasinya yang tepat disisi kolam renang memberi nilai plus karena layout ataupun dekorasi bisa diatur sedemikian sehingga kolamnya menjadi bagian dari layout venue nya.
Cons:
- Sebelum kami cek lokasi langsung, kami ndak nemu kontak email untuk dapat informasi awal. Sayang juga sih di era serba online malah belum dimanfaatkan maksimal. Mungkin client lokal sudah cukup menguntungkan kali ya, hehe.
- Untuk pilih dekorasi tidak bisa lewat Hotel namun kami harus diskusi langsung dengan vendor dekorasi yang bekerja sama dengan Hotel, jadi ya tetap saja ada perlu melakukan trip ke tempat vendor dekorasi ini. Kebetulan wowo (kakak sepupu ibu) meminjamkan beberapa peralatan dekorasi pernikahan Minang, termasuk tabir atau kain background, dan kami ingin memakai ini karena yang pertama tabirnya cakep banget, kedua di pilihan dekorasi tidak ada pelaminan Minang yang ada hanya pelaminan Bugis, Makassar atau Modern, ketiga tidak ada vendor dekorasi Minang di Makassar.
Keputusan kami: Masuk daftar potensial venue
#3. Hotel Aston
Pros:
+ Lokasi: Di Makassar, salah satu daerah konsentrasi hotel dan penginapan adalah di sekitar Pantai Losari. Sangat masuk akal ya karena Pantai Losari adalah sebagai tempat wisata, tempat niaga dan tentunya tempat kuliner. Hotel Aston di Makassar termasuk hotel yang baru berdiri 5-10 tahun belakangan, tahun persisnya saya juga tidak tahu, jadi dari sisi bangunan masih fresh.
+ Harga: Untuk paket wedding, harga terendah yang mereka tawarkan adalah Rp. 118ribu per pax, juga masuk dalam budget kami.
Cons:
- Parkir: karena halaman Hotel tidak besar maka parkir sebagian besar di basement dan sisanya di sisi/bahu jalan.
- Venue untuk wedding terletak di lantai 18 sehingga harus diakses dengan lift atau elevator. Yang jadi PR adalah ngantri lift nya, pastinya ga sebentar nunggu lift naik-turun ke lt 18.
- Dekorasinya minimalis, hanya di gerbang dan pelaminan saja, sisi kiri kanan dan langit-langit hanya memakai tirai hotel. Bisa saja sih full dekorasi tapi harga pastinya akan beda.
Keputusan kami: Coba cek hotel-hotel yang lain dulu
#4. Hotel Swiss-Belin Panakkukang
Pros:
+ Lokasi: Berbeda dengan ketiga hotel di atas, hotel ini tidak berada di seputaran Pantai Loasari, melainkan di daerah Panakkukang dan karena letaknya lebih dekat ke rumah dibanding hotel2 di Pantai Losari, jadi lah masuk kategori + untuk lokasi 😉. Cukup strategis untuk dijangkau karena daerah Panakkukang sudah cukup umum di telingi orang Makkassar. Bangunan Hotel juga masih gress.
+ Parkir: Parkirnya sudah tidak diragukan lagi tersedia banyak, baik di
halaman Hotel maupun di parkir gedung sebelahnya yaitu Mall Panakkukang,
tapi parkirnya ga gratis alias harus bayar, mungkin karena pengelola parkirnya menjadi satu bagian dengan Mall Panakkukang jadinya pake bayar deh.
+ Komunikasi: Hotel ini tidak masuk radar pengecekan awal sebelum kami berkunjung langsung, utamanya karena ya itu minim informasi hotel-hotel di Makassar yang menyediakan paket wedding beserta detailnya. Hotel ini boleh berbangga karena Staff Marketing nya menurut kami sangat antusias menjelaskan segala hal terkait paket yang mereka tawarkan
+ Ballroom: Ballroom terletak di lantai 1 jadi perlu naik lift/elevator tapi durasinya jelas ga selama kalau harus ke lantai belasan ya jadi masih OK lah menurut kami. Mereka punya dua tipe; satu tipe indoor dan satu lagi outdoor yang saling berdampingan. Jika jumlah tamu undangan cukup banyak, misalnya > 1000 maka keduanya bisa digabung.
Cons:
- Dekorasi: Hotel ini kerjasama dengan 3 vendor dekorasi, masing-masing dengan paket harga berbeda. Untuk paket dengan harga termurah, dekorasi sama seperti di Hotel Aston, dekorasi hanya ada di Pelaminan dan gerbang masuk, selebihnya menggunakan tirai putih milik Hotel. Jika ingin dekorasi full maka ada tambahan harga, "kira-kira Rp 20 juta saja untuk full dekorasi" terang si staff Marketing sambil tersenyum. Dia senyum kami yang manyun.
- Harga: Paket Wedding ditawarkan mulai dari harga Rp. 125 ribu /pax - Rp 225 ribu/pax. Kalau lihat daftar menu di paket termurah, kok rasanya sedih ya karena jumlahnya minimal banget. Pun dengan harga paket termurah pun sudah tidak masuk ke dalam budget kami.
Keputusan kami: lewat aja deh
#5. Gedung Islamic Center IMMIM
Pros:
+ Lokasi: Oke, di atas memang saya tulis lebih pilih Hotel dibanding Gedung serbaguna. Namun, oleh tante Cipu, kami juga diminta untuk mengecek gedung ini. Bagi yang bersuku Bugis/Makassar dan Muslim serta orang yang tinggal di Makassar secara umum, gedung IMMIM ini sudah tidak perlu dipertanyakan lah popularitasnya, sangat populer deh pokoknya! Letaknya di Jl. Jend. Sudirman yang merupakan salah satu jalan protokol di Makassar.
+ Harga: Kakak dan adik saya yang telah menikah tahun 2003 dan tahun 2011 sempat nargetin tempat ini sebagai venue resepsi mereka, tapi akhirnya mundur teratur karena harganya di atas budget yang mereka sediakan. Kebayang kan artinya gedung ini untuk upper Middle-High Class jadi meski harganya mahal tetap aja masuk gedung paling populer di Makassar. Tapi ternyata saat kami survey di Januari 2016 ini, harganya diluar dugaan kami, malah yang paling murah dibandingkan keempat hotel yang kami telah survey, tadinya kami kira harganya kurang lebih sama dengan hotel-hotel tadi. Tentunya ini berita baik buat kami karena masuk dalam budget dan juga sudah all inclusive dengan dekorasi full.
Cons:
- Gedung kecil: Jadi di IMMIM mereka membagi gedungnya menjadi 3; sebutannya gedung 1-3, dengan gedung 3 yang paling kecil ukurannya. Sayangnya hanya gedung 3 yang tersedia untuk tanggal acara kami, 5 Mei. Karena ukurannya yang paling kecil jadi keinginan kami untuk menyediakan kursi banyak tidak dapat diakomodasi, paling banyak jumlah kursi sekitar 70-80. Jika lebih dari itu maka ruang geraknya semakin terbatasi. Si Ibu Haji berupaya meyakinkan kami bahwa gedung 3 ini sangat pas untuk jumlah tamu undangan 500, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. "Sebagian besar tamu ta' nanti berdiri, kan begitu mi yang trend sekarang toh, standing party namanya" terang Si Ibu Haji. Wah sayang kami kurang sepakat dengan pendapat Ibu Haji. Apa yang menjadi trend belum tentu baik atau sesuai dengan ajaran agama kami.
- Parkir: yang sering menjadi keluhan orang-orang yang menghadiri resepsi disini adalah lahan parkir yang minim. Kata ibu saya malah terakhir beliau ke sana, buat nyari parkir saja 10 menitan, dan ga dapat yang dekat dengan gedungnya, harus jalan lagi, tentunya ini peer kan buat yang pakai sepatu/sendal high heels.
- Kelurga kurang sreg: Terutama dari sepupu2 yang seumuran dengan Cipu, pada kompakan minta untuk acara kami jangan di IMMIM dengan alasan mereka sudah bosan dan perlu suasana baru. Nah ini nih alasan yang paling valid, hehe.
Keputusan kami: coret
Selain kelima venue di atas, kami juga sempat cek Hotel Ibis, namun Hotel Ibis yang di Makassar belum menyediakan Paket Wedding. Teman Cipu, Marlisa, juga sempat cek ke Hotel Santika, tapi harga paketnya terlalu mahal bagi kami, Rp 250ribu/Pax.
Akhirnya kami pilih Hotel Singgasana sebagai tempat atau venue resepsi kami. Alhamdulillah dari segi harga dan pelayanan memuaskan. Malah dari harga yang kami bayar, kami dapat tambahan bonus, seperti kamar untuk keluarga dari 1 menjadi 2 dan untuk 2 malam. Untuk makanan yang kami bawa sendiri, dikenai charge tarif lama belum tarif baru. Untuk menu pondokan, ibu dan tante2 saya menyiapkan coto makassar, sate padang dan menu satu lagi saya lupa, pokoknya kuliner khas Sulawesi atau Minang gitu deh. Ibu saya akhirnya setuju akad digabung dengan resepsi, jadi akad nikah kami jam 10 pagi dan setelahnya lanjut resepsi sampai jam 3 sore. Oiya, untuk akad kami tidak perlu nambah biaya apapun. Untuk makanan pas akad, diambil dari makanan resepsi sekitar 50 pax. Jadi dengan budget < 65 juta, sudah untuk akad dan resepsi dengan detail: ruangan/ballroom, makanan, dekorasi full, musik/hiburan, buku tamu, parkir gratis, ruang tunggu mempelai perempuan (saat akad hanya mempelai laki-laki yang berhadapan dengan penghulu/imam dan wali perempuan), parkir, dan pajak.
Semoga ulasan ini membantu para calon/keluarga calon pengantin yang sedang mencari venue pernikahan di Makassar.
Pernikahan adat Minang ataupun Bugis cukup populer mengingat kedua suku ini cukup luas gaungnya di Nusantara. Namun yang saya ingin ceritakan disini adalah pengalaman saya mulai dari pesan undangan, tempat, baju pengantin, dll di Makassar. Saya mulai dengan venue alias tempat resepsi ya.
Seandainya saya berada di Makassar mungkin akan lebih mudah ya untuk mengatur segala keperluan menikah. Sayangnya baik saya dan pasangan sama-sama bekerja di Jakarta, sehingga kami harus bisa mengatur keperluan menikah kami dari Jakarta. Mengapa mengurus sendiri? alasannya karena saya pernah berjanji kepada ibu saya bahwa ketika saya menikah, saya tidak ingin kedua orangtua menjadi repot; repot ngurus ini itu dan terutama repot soal biaya!
Saya sempat kesulitan mencari tempat atau venue tempat resepsi. Coba cari-cari referensi dari blog walking, ngulik2 Bridestory dan Bridedept, tetap juga tidak mendapat informasi yang cukup untuk saya dan pasangan memesan ini dan itu dari Jakarta. Beberapa hotel di Makassar seperti Hotel Grand Clarion, Hotel Horison, Hotel Aston biasanya menyediakan Paket Wedding. Namun bagi kami yang tak kalah penting tentunya adalah membaca pengalaman atau ulasan dari para pengantin yang telah menggunakan venue tersebut. Sayangnya mencari ulasan-ulasan itu sungguh sulit. Apakah para pasangan yang menikah di Makassar jarang menuliskan pengalamannya atau karena tidak sempat saja?
Anyway, saya dan pasangan mulai mencari beberapa calon vendor dengan cara:
1. Cari di google, tentu saja, dengan kata kunci, "paket wedding di Makassar".
2. Dari mesin pencari google yang paling banyak ketemu adalah berita tentang event wedding package expo.
3. Di Makassar ternyata wedding package expo hampir setiap tahun ada dan yang paling sering jadi host atau pihak penyelengara adalah Hotel Makassar Garden.
4. Saya bertugas mencari kontak informasi hotel, Cipu bertugas menghubungi hotel-hotel tersebut untuk mendapatkan informasi tentang paket wedding yang mereka miliki.
5. Pengecekan secara langsung ke vendor-vendor hotel kami lakukan ketika kami di Makassar untuk acara lamaran.
Syarat yang kami tetapkan untuk setiap venue yang kami nilai potensial adalah:
1. Lokasi strategis - dapat dijangkau oleh kendaraan umum maupun pribadi dan tersedia tempat parkir.
2. Hotel vs Gedung Serbaguna. Lebih pilih Hotel karena durasi pemakaian bisa lebih lama dibanding Gedung yang rata-rata maksimal 3 jam saja. Kelebihan Hotel yang lain ada lobby yang dapat dipakai untuk ruang tunggu sebelum masuk ke ballroom nya. Juga biasanya mereka ngasih kamar gratis untuk pengantin dan keluarganya. Alasan terakhir lebih milih hotel dibanding gedung karena ibu saya lebih suka kalau acaranya di hotel, katanya sih AC nya lebih dingin, hahah.
3. Ballroom terletak di lantai dasar dan cukup lega untuk menampung tamu 400-500 undangan agar tidak menyulitkan orang tua atau tamu yang harus menggendong anak atau kesulitan berjalan, dan tamu semuanya dapat kesempatan untuk duduk, artinya vendor harus menyediakan kursi yang cukup banyak agar tamu tidak perlu berdiri terutama ketika makan. Saya kurang setuju jika makan dilakukan sambil berdiri, terlebih agama yang saya anut juga mengajarkan bahwa makan sebaiknya dilakukan sambil duduk. Lagi pula saya kasihan lihat orangtua atau anak-anak yang harus makan sambil berdiri, apalagi kalau ada yang harus sampai melantai karena tidak kebagian tempat duduk.. duh (kebetulan pernah melihat adegan ini di salah satu acara resepsi yang saya hadiri).
4. Harga: budget kami adalah Rp. 100-120ribu per pax all in one. Artinya biaya sewa gedung, dekorasi, makanan, kursi, musik/hiburan, pajak, dll sudah termasuk dalam biaya paketnya. Pertimbangan kami kenapa pilih paket all inclusive karena saya dan pasangan tidak selalu ada di Makassar jadi tidak punya keleluasaan waktu untuk ngecek dan pilih ini itu. Dengan kisaran budget yang kami sediakan itu, kami cukup tahu diri untuk tidak mengecek Hotel-Hotel yang masuk kategori high class atau bintangnya banyak seperti Hotel Aryaduta/Horison, Novotel, dan Clarion.
5. Tersedia fasilitas untuk akad nikah tanpa biaya tambahan atau ada biaya namun minimalis.
Saya inginnya akad nikah dan resepsi dilakukan di venue yang sama, sehingga menghemat biaya, hemat waktu tempuh dari Sungguminasa (rumah orangtua) - venue (perjalanan jika lancar 20-25 menit), juga hemat tenaga. Pertimbangan saya jika akad nikah diadakan di rumah, seperti kebanyakan akad nikah diadakan di rumah orangtua calon perempuan; selain harus menyiapkan dekorasi, makanan, izin keramaian, dll., juga musti siap2 beberes setelah acara selesai. Untuk biaya masih bisalah ditanggulangi, tapi yang saya sangat hindari adalah urusan repot dan stress nya kedua orangtua saya pra dan pasca acara. Orangtua saya belum setuju dengan ide menggabungkan akad nikah dan resepsi di tempat resepsi, terutama ibu yang memegang prinsip bahwa akad seyogyanya dilakukan di rumah orangtua pengantin perempuan.
Venue:
#1. Hotel Makassar Garden
Pros:
+ Lokasi: Hotel ini terletak di pinggir pantai losari. Setiap lewat pantai losari pasti akan melewati Hotel ini dan mudah diidentifikasi serta mudah diingat karena atap rumah tongkonan yang sangat khas. Dari sisi lokasi Hotel ini cukup strategis dan akan mudah untuk ditemukan sekalipun bagi pendatang atau orang-orang yang tidak tinggal di Makassar.
+ Harga Paket Wedding: Dari sisi harga juga masih masuk ke budget kami. Mereka menawarkan tiga pilihan; Paket Crystal, Paket Ruby, dan Paket Royal Wedding. Kami juga dikirimkan beberapa foto dari acara pernikahan yang telah dilangsungkan di Hotel ini.
- Kemudahan komunikasi: Yang kami suka dari Hotel ini adalah pihak marketingnya sangat responsif. Cipu cukup telepon sekali dan komunikasi seterusnya dilakukan via email.
Cons:
- Tampilan luar dan dalam Hotel: Dari luar kondisi hotelnya tampak sedikit menyedihkan; minim tanaman, tampak ada sampah, plang hotel dalam kondisi sudah saatnya diganti, teras dan pintu masuk hotel tanpa dijaga bellboy, serta area parkir kendaraan tamu sangat terbatas. Di bagian dalam, warna interiornya kurang memberi semangat, pun lampu juga tidak banyak sehingga terkesan sedikit redup. - Ballroom terletak di lantai 2 yang hanya bisa diakses melalui tangga: Untuk menuju ke ballroom hanya ada tangga. Jadi kepikir kalau tamunya orang tua dan sudah sulit untuk jalan, kasihan dong kalau harus naik tangga.
- Parkir tersedia di halaman Hotel, namun tampaknya tidak dapat menampung banyak dan selebihnya akan menggunakan sisi/bahu jalan umum.
Keputusan kami: cari vendor lain. Ayah dan Ibu saya yang turut menemani kami mengecek venue juga tidak merekomendasikan hotel ini.
#2. Hotel Singgasana
Pros:
+ Lokasi: Hotel ini terletak di Jl. Kajaolalido, dua blok dari Pantai Losari, satu blok dari pusat oleh-oleh Sombaopu. Dari Hotel ke Pantai cukup jalan kaki kurang lebih 5-7 menit. Lokasi termasuk cukup strategis dan tidak sulit untuk ditemukan, baik yang tinggal di Makassar maupun pendatang. Hotel ini sebelumnya bernama Hotel Marannu City dan setelah dilakukan renovasi oleh pemilik baru, namanya pun berganti menjadi Hotel Singgasana. Parkir ada di halaman Hotel dan mereka bisa extend ke halaman parkir gedung sebelah jika acara dilakukan pada hari libur.
+ Harga Paket Wedding: awalnya kami hanya mendapatkan harga paket Tahun 2015 sedangkan harga 2016 belum diluncurkan (kami survei bulan Januari) dan kebetulan Tim Marketing mereka sedang ada acara di luar. Tapi tidak mengapa, staff hotel yang menemani kami kala itu memberikan informasi yang cukup jelas kepada kami. Untuk harga kami diminta mengantisipasi kenaikan Rp. 10ribu-15ribu per pax untuk ketiga paket yang mereka tawarkan: Prince, Queen, dan King. Untuk menu, fasilitas paket dan harga yang ditawarkan, masih masuk ke dalam budget kami.
+ Ballroom terlelak di lantai dasar jadi tidak perlu naik tangga atau antri lift/elevator. Lokasinya yang tepat disisi kolam renang memberi nilai plus karena layout ataupun dekorasi bisa diatur sedemikian sehingga kolamnya menjadi bagian dari layout venue nya.
Cons:
- Sebelum kami cek lokasi langsung, kami ndak nemu kontak email untuk dapat informasi awal. Sayang juga sih di era serba online malah belum dimanfaatkan maksimal. Mungkin client lokal sudah cukup menguntungkan kali ya, hehe.
- Untuk pilih dekorasi tidak bisa lewat Hotel namun kami harus diskusi langsung dengan vendor dekorasi yang bekerja sama dengan Hotel, jadi ya tetap saja ada perlu melakukan trip ke tempat vendor dekorasi ini. Kebetulan wowo (kakak sepupu ibu) meminjamkan beberapa peralatan dekorasi pernikahan Minang, termasuk tabir atau kain background, dan kami ingin memakai ini karena yang pertama tabirnya cakep banget, kedua di pilihan dekorasi tidak ada pelaminan Minang yang ada hanya pelaminan Bugis, Makassar atau Modern, ketiga tidak ada vendor dekorasi Minang di Makassar.
Keputusan kami: Masuk daftar potensial venue
#3. Hotel Aston
Pros:
+ Lokasi: Di Makassar, salah satu daerah konsentrasi hotel dan penginapan adalah di sekitar Pantai Losari. Sangat masuk akal ya karena Pantai Losari adalah sebagai tempat wisata, tempat niaga dan tentunya tempat kuliner. Hotel Aston di Makassar termasuk hotel yang baru berdiri 5-10 tahun belakangan, tahun persisnya saya juga tidak tahu, jadi dari sisi bangunan masih fresh.
+ Harga: Untuk paket wedding, harga terendah yang mereka tawarkan adalah Rp. 118ribu per pax, juga masuk dalam budget kami.
Cons:
- Parkir: karena halaman Hotel tidak besar maka parkir sebagian besar di basement dan sisanya di sisi/bahu jalan.
- Venue untuk wedding terletak di lantai 18 sehingga harus diakses dengan lift atau elevator. Yang jadi PR adalah ngantri lift nya, pastinya ga sebentar nunggu lift naik-turun ke lt 18.
- Dekorasinya minimalis, hanya di gerbang dan pelaminan saja, sisi kiri kanan dan langit-langit hanya memakai tirai hotel. Bisa saja sih full dekorasi tapi harga pastinya akan beda.
Keputusan kami: Coba cek hotel-hotel yang lain dulu
#4. Hotel Swiss-Belin Panakkukang
Pros:
+ Lokasi: Berbeda dengan ketiga hotel di atas, hotel ini tidak berada di seputaran Pantai Loasari, melainkan di daerah Panakkukang dan karena letaknya lebih dekat ke rumah dibanding hotel2 di Pantai Losari, jadi lah masuk kategori + untuk lokasi 😉. Cukup strategis untuk dijangkau karena daerah Panakkukang sudah cukup umum di telingi orang Makkassar. Bangunan Hotel juga masih gress.
+ Komunikasi: Hotel ini tidak masuk radar pengecekan awal sebelum kami berkunjung langsung, utamanya karena ya itu minim informasi hotel-hotel di Makassar yang menyediakan paket wedding beserta detailnya. Hotel ini boleh berbangga karena Staff Marketing nya menurut kami sangat antusias menjelaskan segala hal terkait paket yang mereka tawarkan
+ Ballroom: Ballroom terletak di lantai 1 jadi perlu naik lift/elevator tapi durasinya jelas ga selama kalau harus ke lantai belasan ya jadi masih OK lah menurut kami. Mereka punya dua tipe; satu tipe indoor dan satu lagi outdoor yang saling berdampingan. Jika jumlah tamu undangan cukup banyak, misalnya > 1000 maka keduanya bisa digabung.
Cons:
- Dekorasi: Hotel ini kerjasama dengan 3 vendor dekorasi, masing-masing dengan paket harga berbeda. Untuk paket dengan harga termurah, dekorasi sama seperti di Hotel Aston, dekorasi hanya ada di Pelaminan dan gerbang masuk, selebihnya menggunakan tirai putih milik Hotel. Jika ingin dekorasi full maka ada tambahan harga, "kira-kira Rp 20 juta saja untuk full dekorasi" terang si staff Marketing sambil tersenyum. Dia senyum kami yang manyun.
- Harga: Paket Wedding ditawarkan mulai dari harga Rp. 125 ribu /pax - Rp 225 ribu/pax. Kalau lihat daftar menu di paket termurah, kok rasanya sedih ya karena jumlahnya minimal banget. Pun dengan harga paket termurah pun sudah tidak masuk ke dalam budget kami.
Keputusan kami: lewat aja deh
#5. Gedung Islamic Center IMMIM
Pros:
+ Lokasi: Oke, di atas memang saya tulis lebih pilih Hotel dibanding Gedung serbaguna. Namun, oleh tante Cipu, kami juga diminta untuk mengecek gedung ini. Bagi yang bersuku Bugis/Makassar dan Muslim serta orang yang tinggal di Makassar secara umum, gedung IMMIM ini sudah tidak perlu dipertanyakan lah popularitasnya, sangat populer deh pokoknya! Letaknya di Jl. Jend. Sudirman yang merupakan salah satu jalan protokol di Makassar.
+ Harga: Kakak dan adik saya yang telah menikah tahun 2003 dan tahun 2011 sempat nargetin tempat ini sebagai venue resepsi mereka, tapi akhirnya mundur teratur karena harganya di atas budget yang mereka sediakan. Kebayang kan artinya gedung ini untuk upper Middle-High Class jadi meski harganya mahal tetap aja masuk gedung paling populer di Makassar. Tapi ternyata saat kami survey di Januari 2016 ini, harganya diluar dugaan kami, malah yang paling murah dibandingkan keempat hotel yang kami telah survey, tadinya kami kira harganya kurang lebih sama dengan hotel-hotel tadi. Tentunya ini berita baik buat kami karena masuk dalam budget dan juga sudah all inclusive dengan dekorasi full.
Cons:
- Gedung kecil: Jadi di IMMIM mereka membagi gedungnya menjadi 3; sebutannya gedung 1-3, dengan gedung 3 yang paling kecil ukurannya. Sayangnya hanya gedung 3 yang tersedia untuk tanggal acara kami, 5 Mei. Karena ukurannya yang paling kecil jadi keinginan kami untuk menyediakan kursi banyak tidak dapat diakomodasi, paling banyak jumlah kursi sekitar 70-80. Jika lebih dari itu maka ruang geraknya semakin terbatasi. Si Ibu Haji berupaya meyakinkan kami bahwa gedung 3 ini sangat pas untuk jumlah tamu undangan 500, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. "Sebagian besar tamu ta' nanti berdiri, kan begitu mi yang trend sekarang toh, standing party namanya" terang Si Ibu Haji. Wah sayang kami kurang sepakat dengan pendapat Ibu Haji. Apa yang menjadi trend belum tentu baik atau sesuai dengan ajaran agama kami.
- Parkir: yang sering menjadi keluhan orang-orang yang menghadiri resepsi disini adalah lahan parkir yang minim. Kata ibu saya malah terakhir beliau ke sana, buat nyari parkir saja 10 menitan, dan ga dapat yang dekat dengan gedungnya, harus jalan lagi, tentunya ini peer kan buat yang pakai sepatu/sendal high heels.
- Kelurga kurang sreg: Terutama dari sepupu2 yang seumuran dengan Cipu, pada kompakan minta untuk acara kami jangan di IMMIM dengan alasan mereka sudah bosan dan perlu suasana baru. Nah ini nih alasan yang paling valid, hehe.
Keputusan kami: coret
Selain kelima venue di atas, kami juga sempat cek Hotel Ibis, namun Hotel Ibis yang di Makassar belum menyediakan Paket Wedding. Teman Cipu, Marlisa, juga sempat cek ke Hotel Santika, tapi harga paketnya terlalu mahal bagi kami, Rp 250ribu/Pax.
Akhirnya kami pilih Hotel Singgasana sebagai tempat atau venue resepsi kami. Alhamdulillah dari segi harga dan pelayanan memuaskan. Malah dari harga yang kami bayar, kami dapat tambahan bonus, seperti kamar untuk keluarga dari 1 menjadi 2 dan untuk 2 malam. Untuk makanan yang kami bawa sendiri, dikenai charge tarif lama belum tarif baru. Untuk menu pondokan, ibu dan tante2 saya menyiapkan coto makassar, sate padang dan menu satu lagi saya lupa, pokoknya kuliner khas Sulawesi atau Minang gitu deh. Ibu saya akhirnya setuju akad digabung dengan resepsi, jadi akad nikah kami jam 10 pagi dan setelahnya lanjut resepsi sampai jam 3 sore. Oiya, untuk akad kami tidak perlu nambah biaya apapun. Untuk makanan pas akad, diambil dari makanan resepsi sekitar 50 pax. Jadi dengan budget < 65 juta, sudah untuk akad dan resepsi dengan detail: ruangan/ballroom, makanan, dekorasi full, musik/hiburan, buku tamu, parkir gratis, ruang tunggu mempelai perempuan (saat akad hanya mempelai laki-laki yang berhadapan dengan penghulu/imam dan wali perempuan), parkir, dan pajak.
Semoga ulasan ini membantu para calon/keluarga calon pengantin yang sedang mencari venue pernikahan di Makassar.
No comments:
Post a Comment