bali... provinsi yang jauh lebih menggaung namanya dibanding negaranya sendiri, Indonesia. pulau yang diapit oleh pulau jawa disebelah barat dan pulau sumbawa disebelah timur memang sangat terkenal sebagai tujuan wisata dunia.
tiap ada orang asing yang nanya, "is bali part of indonesia?" dalam hati aku hanya bisa ngudemel. pengen marah sama ni orang yang geografinya kok keterlaluan jeleknya. masak jaman google earth gini masih punya pertanyaan seperti itu? siapa sih guru geografinya? katrok banget deh. tapi ya beberapa detik kemudian aku harus memaklumi. ngapain marah? paling juga yang punya pertanyaan itu belum pernah ke bali. yakin deh 110%. karena kalau sudah kesana pasti gak akan lupa kalau bali itu adanya di negara Indonesia. wong buat ke bali harus ada visa indonesia kok!! (kecuali buat beberapa negara di asia tenggara yg bebas visa lho ya).
selain pengen marah dengan orang2 yang masih punya pertanyaan diatas, aku juga pengen marah sama pemerintah indonesia yang sepertinya selalu saja menganakemaskan bali. kalau ditanya sih yakin lah pemerintah mana ada yang mau ngakuin kalau mereka lebih suka bali dibanding pulau-pulau lain. kalau ada yang sempat keselo lidahnya, pasti langsung kena demo tuh. tapi..., walau berkata tidak memfavoritkan, kan bisa kita lihat sendiri aksinya sepertinya. yang paling gampang: coba hitung deh sudah berapa banyak pertemuan internasional dilaksanakan di bali? dari yang tema umum, seni-budaya, politik, bahkan ke konservasi harimau! yep. skarang ini dari tanggal 12-16 Juli di bali lagi ngumpul pejabat2 negara yang memiliki harimau, aktivitis dari lsm dan para donor untuk ngomongin bagaimana cara menyelamatkan harimau yang tersisa termasuk harimau sumatra. memang bali pernah dihuni oleh harimau bali yang kemudian oleh badan konservasi internasiol IUCN dinyatakan punah di tahun 1940an. tapi, jenis harimau yang masih kita miliki di Indonesia tu adanya di pulau Sumatra, bukan di bali. kalau ada harimau di bali itu sudah pasti di kebun binatang dan taman safari.
bukannya aku anti-bali. aku suka bali dan bagiku yang warga indonesia asli, ke bali itu salah satu tempat yang wajib dikunjungi. tapi kalau semua pertemuan-pertemuan internasional diborong oleh bali, lantas apa yang tersisa untuk daerah-daerah lain? kalau gini caranya, ya wajar dong kalau di beberapa daerah masih ada gejolak-gejolak. ya itulah wujud dari ketidakpuasaan karena perlakukan pemerintah yang tidak bisa adil.
mungkin alasan pemerintah untuk pre-tiger summit diadakan di bali sebagai refleksi, pembelajaran, bahwa negara ini tidak ingin kehilangan seperti kehilangan harimau bali. dan karena harimau bali lebih dahulu punah dibanding harimau jawa, maka bali dianggap tempat yang paling ideal. selain itu di bali sudah terbangun fasilitas-fasilitas yang menunjang pertemuan skala internasional. kalau seperti itu alasannya kapan mau ke sumatra? kapan ngasih kesempatan daerah lain untuk berkembang? untuk membangun fasilitas standar pertemuan dunia? kok bagiku alsannya terdengar klise aja. kalau mau adil sih, ngapain di bali? toh masyarakatnya juga sepertinya tidak merasa amat kehilangan harimau bali tuh. aku lebih setuju kalau pertemuan harimau tidak diadakan di bali sebagai bentuk 'hukuman' kecil karena masyarakat bali tidak bisa menjaga kekayaan satwa liarnya.
harusnya pemerintah bisa ngelanjutin upaya positif mengenalkan wilayah2 lain di negara kepulauan Indonesia kepada publik dunia seperti pertemuan World Ocean Conference di Manado tahun 2009 kemarin. kan pas banget tuh, bicara tentang coral reefs/terumbu karang dan kekayaan bahari dipusatkan di tempat yang sesuai, Manado.
mengadakan pertemuan di suatu daerah, bukan hanya demi untuk output yang sesuai target. tapi secara ekonomi dan psikologis memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. tentu masyarakat yang daerahnya dijadikan tempat penyelenggaraan pertemuan dunia pasti merasa bangga dan percaya diri sehingga tidak lagi merasa rendah hati untuk bersaing dengan daerah2 yang sudah lebih terkenal seperti bali. dari segi ekonomi sudah tidak perlu dipertanyakan karena sederhananya setiap pertemuan pasti mendatangkan sejumlah orang dan sejumlah orang ini = tingkat hunian hotel/penginapan meningkat.
tapi ah sayang, lagi-lagi pemerintah lebih suka mengeksplorasi bali ketimbang mengunjungi wilayahnya yang lain (padahal bali sudah dibuka habis2an., jadi bagian apanya lagi yg mau dieksplor?)
pak, bu., masih ingat kah Indonesia punya lebih dari 17000 pulau?
-peta diunduh dari wikipedia
hmmm, karena bali itu enak untuk pelesir, kalau milih sumatra, mau dimana yg enak? medan? bukittinggi? ndak ada pantai dan hotel kelas internasional kayak di bali; jadi pertemuan perlu pelesiran juga, mbak. thanks anyway.
ReplyDeleteardiansyah
iya deh.
ReplyDeletejadi yg lebih penting pertemuannya atau pelesirannya nih?
klo tempat yang indah.., banyak kok di sumatra yg gak kalah indah dibanding bali. ga percaya? coba aja ke sumatra!