sungguh sayang, pemerintah kita itu lebih suka ikut-ikutan naikin harga daripada nurunin harga. lelah rasanya mendengar penuturan pemerintah yang ketika ditanya oleh rakyatnya, "harga minyak dunia sudah turun jauh, kok harga minyak di indonesia turunnya cuma Rp 500? waktu harganya naik, minyak dalam negeri dikasih naik Rp 1500. skarang kok cuma gope aja turunnya padahalnya minyak mentah dunia sendiri sudah turun 50%?"
apa jawaban pemerintah: "kita gak bisa langsung turun seperti itu, memang beberapa negara seperti Malaysia sudah menurunkan harga minyaknya, (sudah 2 kali malah), tapi harga minyak di Malaysia masih lebih mahal dibanding harga minyak di Indonesia".
duuuh... pemerintah ini main enaknya aja klo ngejawab. ya jelas beda lah, gak bisa disamain, secara tingkat perekonomian masyarakat Malaysia juga sudah jauh lebih tinggi dibanding masyarakat Indonesia. dikiranya orang Indonesia ini bodoh semua apa jadi bisa dikadalin begitu aja?
belum lagi alasan lain seperti ini: "klo harga bbm diturunkan, nanti yang menikmati hanya orang -orang kaya saja."
du du du... makin bikin gemess aja. lantas apa gunanya semua kunjungan/studi banding ke negara-negara lain? masa buat pengaturan tentang bbm dan transportasi dkk gak bisa? rugi banged dong rakyat mbiayain kalian pergi kesana kemari itu..
after all, rakyat biasa seperti aku ini, bisanya (beraninya) cuma menggurutu, berteriak protes dalam tulisan. ya, mumpung yang jadi presiden orang dari partai demokrat yang katanya mirip-miriplah sama partai demokratnya "paman sam" (eh kalo aku panggilnya "buyut sam" kali ya, secara paman sam ini entah berapa generasi di atasku) yang menjunjung tinggi HAM dan kebebasan berdemokrasi. dimana salah satu contoh dari definisi kebebasan berdemokrasi ini adalah kebebasan mengungkapkan pendapat, dalam bentuk apapun.
yak, mumpung!.
ngomongin tentang minyak.., aku jadi ingat cerita ibuku yang pada suatu waktu membeli minyak goreng di pasar.
ibuku: "bu, minyak goreng merk --- ini seliternya berapa?"
penjual: "harganya xxxx, bu"
ibuku: "lho, kok harganya masih mahal? di tv kan harganya dah turun"
penjual: " klo memang dah turun, ibu beli aja minyak gorengnya di tv"
ibuku: ".......... (speechless) ............"
mungkin ya, ni mungkin lho..., kalau semakin banyak orang yang bertanya/protes ke pemerintah tentang harga minyak dunia dan harga minyak dalam negeri, aku jadi takut nih, jangan-jangan pemerintah karena capek atau bosen mendapat pertanyaan yang sama setiap berkunjung ke daerah atau setiap membaca berita, akan menjawab seperti ini: "ya, sampean beli aja bensin/solar/pertamax di Malaysia kalau memang disana harganya sudah turun..."
apa jawaban pemerintah: "kita gak bisa langsung turun seperti itu, memang beberapa negara seperti Malaysia sudah menurunkan harga minyaknya, (sudah 2 kali malah), tapi harga minyak di Malaysia masih lebih mahal dibanding harga minyak di Indonesia".
duuuh... pemerintah ini main enaknya aja klo ngejawab. ya jelas beda lah, gak bisa disamain, secara tingkat perekonomian masyarakat Malaysia juga sudah jauh lebih tinggi dibanding masyarakat Indonesia. dikiranya orang Indonesia ini bodoh semua apa jadi bisa dikadalin begitu aja?
belum lagi alasan lain seperti ini: "klo harga bbm diturunkan, nanti yang menikmati hanya orang -orang kaya saja."
du du du... makin bikin gemess aja. lantas apa gunanya semua kunjungan/studi banding ke negara-negara lain? masa buat pengaturan tentang bbm dan transportasi dkk gak bisa? rugi banged dong rakyat mbiayain kalian pergi kesana kemari itu..
after all, rakyat biasa seperti aku ini, bisanya (beraninya) cuma menggurutu, berteriak protes dalam tulisan. ya, mumpung yang jadi presiden orang dari partai demokrat yang katanya mirip-miriplah sama partai demokratnya "paman sam" (eh kalo aku panggilnya "buyut sam" kali ya, secara paman sam ini entah berapa generasi di atasku) yang menjunjung tinggi HAM dan kebebasan berdemokrasi. dimana salah satu contoh dari definisi kebebasan berdemokrasi ini adalah kebebasan mengungkapkan pendapat, dalam bentuk apapun.
yak, mumpung!.
ngomongin tentang minyak.., aku jadi ingat cerita ibuku yang pada suatu waktu membeli minyak goreng di pasar.
ibuku: "bu, minyak goreng merk --- ini seliternya berapa?"
penjual: "harganya xxxx, bu"
ibuku: "lho, kok harganya masih mahal? di tv kan harganya dah turun"
penjual: " klo memang dah turun, ibu beli aja minyak gorengnya di tv"
ibuku: ".......... (speechless) ............"
mungkin ya, ni mungkin lho..., kalau semakin banyak orang yang bertanya/protes ke pemerintah tentang harga minyak dunia dan harga minyak dalam negeri, aku jadi takut nih, jangan-jangan pemerintah karena capek atau bosen mendapat pertanyaan yang sama setiap berkunjung ke daerah atau setiap membaca berita, akan menjawab seperti ini: "ya, sampean beli aja bensin/solar/pertamax di Malaysia kalau memang disana harganya sudah turun..."
No comments:
Post a Comment